Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala dan Setetes Air Mata Soeharto...

Kompas.com - 28/01/2016, 08:03 WIB
Bayu Galih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Haji Muhammad Soeharto selama ini dikenal sebagai sosok yang tegas. Dengan latar belakang militer yang dimilikinya, ketegasan itu bahkan kerap menjadikan Presiden kedua Republik Indonesia itu dianggap sebagai sosok yang ditakuti.

Namun, hal berbeda diungkap Satyanegara, dokter ahli bedah saraf yang juga anggota Tim Dokter Kepresidenan. Di mata Satya, Soeharto dikenal sebagai orang yang sangat disiplin.

Bahkan sewaktu merawat Soeharto setelah tidak lagi berkuasa, Satya mengaku kagum dengan kegigihan Soeharto yang ketika itu berjuang melawan stroke yang dideritanya. Soeharto tetap gigih menghadapi senja kalanya.

"Ketika Pak Harto terkena stroke, setiap hari saya menyaksikan beliau berusaha mengatasinya dengan keuletan dan disiplin yang tinggi," tutur Satya, dilansir dari buku Pak Harto, The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama (2011).

Salah satu cara penguasa Orde Baru itu mengatasi stroke yang dideritanya adalah berusaha sekuat tenaga untuk kembali menggerakkan tangannya secara normal.

"Pak Harto berusaha sekuatnya untuk segera bisa lagi menorehkan tanda tangannya, seutuh dan setegas saat ia belum stroke," tulis Satya.

Selama menjalani perawatan pada usia senja, Soeharto dikenang Satya sebagai pasien yang istimewa. Soeharto dinilai mampu mengimbangi berbagai bentuk tindakan medis.

"Seberapa pun berat dan menyakitkan—dengan kontrol diri dan mental yang hebat," kenang Satya.

"Di usianya yang 80-an tahun, kekuatan fisik Pak Harto bagaikan mobil berkekuatan empat mesin turbo," tutur mantan Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Pertamina pada 1979-1998.

Mungkin karena itu juga keluarga atau Tim Dokter Kepresidenan mengaku kesulitan membujuk Soeharto untuk dirawat di rumah sakit. Soeharto dianggap tidak mau, kecuali sangat terpaksa.

"Pak Harto tidak ingin merepotkan karena setiap kali semua kerabat yang datang menjenguk beliau akan disorot kamera media massa dan diberitakan. Pak Harto merasa jauh lebih tenang di rumah," ujar Satya.

Setetes air mata

Meski mengenang Soeharto sebagai sosok yang tegas dan tangguh, Satya ingat pernah melihat Soeharto dalam keadaan sangat sedih. Saat itu, Soeharto baru saja ditinggal istrinya, Siti Hartinah Soeharto atau Tien Soeharto.

"Ketika itu 28 April 1996, saya mendapat kabar bahwa Ibu Tien meninggal dunia," ucap Satya.

ISTIMEWA Presiden Soeharto menerima sungkem dari Ibu Tien Soeharto pada hari Idul Fitri 1 Syawal 1415 Hijriah, 3 Maret 1995.
Satya mengaku tiba di rumah duka di Jalan Cendana sekitar pukul 07.00 WIB. Ketika itu jenazah Ibu Tien dibaringkan di ruang tamu. Satya masuk untuk menyampaikan belasungkawa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com