Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2016, 02:51 WIB

Tak boleh pasif

Di sini upaya melumpuhkan NIIS harus dipotret secara paripurna. Perlu upaya menyeluruh agar NIIS tidak tumbuh subur di negeri ini. Saatnya negara menyapa mereka yang terpinggirkan dengan mempertegas komitmen pemerintah untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.

Bersamaan dengan itu, deradikalisasi melalui penyadaran dan pemberdayaan harus terus digalakkan. Masjid dan majelis taklim adalah forum yang paling tepat untuk menyebarkan wawasan kebangsaan dan keislaman yang dapat menumbuhkan cita rasa kemanusiaan.

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tidak boleh lagi menjadi kelompok moderat yang pasif. Negara sedang berada dalam keadaan darurat. Perlu inisiatif yang serius untuk merangkul mereka yang sudah terjaring dalam NIIS dan kelompok radikal lainnya.

Program deradikalisasi melalui masjid dan majelis taklim perlu diprioritaskan karena ide- ide negara Islam dan kekerasan atas nama agama dengan mudah diceramahkan di tempat-tempat ibadah.

Misalnya, gagasan tentang mencintai Tanah Air sebagai bagian dari iman dan komitmen para ulama Nusantara dalam membangun negara damai—bukan negara Islam (darul Islam)— harus senantiasa digelorakan, sehingga ideologi NIIS tidak punya tempat di hati umat Islam yang masih awam terhadap sejarah dan paham keagamaan.

Tantangan dalam beragama saat ini, karena gagasan mengafirkan siapapun yang berbeda agama/paham mulai tumbuh subur di tengah-tengah kita.

NIIS berhasil menanamkan ideologi tersebut dalam rangka menciptakan gagasan hanya kelompok NIIS yang paling benar. Pemahaman solider seperti itu lambat laun mulai berkembang bersamaan dengan hilangnya kearifan dalam beragama.

Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika diajarkan di seluruh tingkatan pendidikan. Perlu disiapkan kurikulum khusus dengan tenaga pengajar yang andal.

Survei membuktikan bahwa tak sedikit guru yang juga tergiur ideologi NIIS. Ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah untuk meneguhkan, guru merupakan jangkar utama untuk mengantarkan gagasan kebangsaan.

Jika itu semua dilakukan, kita bisa melumpuhkan NIIS di Bumi Pertiwi. Di masa lalu, para pendiri bangsa sudah terbukti berhasil melumpuhkan ideologi Negara Islam Indonesia, dan kita saat ini punya tanggung jawab besar memenangi kembali Pancasila sebagai common platform seluruh warga negara-bangsa dari ancaman NIIS.

Zuhairi Misrawi, Intelektual Muda NU dan Peneliti The Middle East Institute

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

Nasional
Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Nasional
Putusan MA Dianggap 'Deal' Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Putusan MA Dianggap "Deal" Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Nasional
Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Nasional
Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Nasional
Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Nasional
Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Nasional
37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

Nasional
Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Nasional
7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

Nasional
Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Nasional
Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com