Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Wafatnya Soeharto, Hari Ini Sewindu Lalu...

Kompas.com - 27/01/2016, 13:10 WIB
Bayu Galih

Penulis

KOMPAS.com — Kabar duka itu muncul tepat sewindu yang lalu, Minggu (27/1/2008), dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Siang itu, Presiden kedua Republik Indonesia, Haji Muhammad Soeharto, dikabarkan tutup usia. Namun, sekitar pukul 13.00 WIB, berita duka itu masih berupa kasak-kusuk.

Belum ada anggota keluarga, pengacara, pejabat negara, atau anggota tim dokter kepresidenan yang mengonfirmasi wafatnya Soeharto.

Namun, jumlah pasukan pengamanan yang bertambah seperti mengindikasikan kebenaran kasak-kusuk itu, ada peristiwa besar yang akan berlangsung siang itu di RSPP.

Mengutip harian Kompas terbitan 28 Januari 2008, pengamanan di RSPP memang terlihat lebih ketat pada pukul 13.00 WIB. Polisi menambah penjagaan di depan pintu gerbang.

Penambahan pengamanan itu dilakukan saat pemberitaan mengenai Soeharto yang dalam masa kritis beredar di media digital dan media elektronik.

Antisipasi keamanan pun dilakukan menyusul makin ramainya RSPP yang dipadati wartawan, yang menunggu kabar terkini penguasa pada era Orde Baru tersebut.

Memburuk

Spekulasi mengenai memburuknya kondisi Soeharto memang sudah diketahui wartawan pada pagi itu. Sejak Minggu dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, kondisi Soeharto secara umum memang menurun.

Padahal, salah satu anggota tim dokter kepresidenan, dr Christian Johannes, mengatakan bahwa Soeharto bisa makan tiga sendok bubur cair pada Sabtu malamnya, sekitar pukul 22.30. Respirasi Soeharto kala itu juga disebut menggembirakan.

Namun, sekitar pukul 03.00 WIB-07.00 WIB, kondisi presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu semakin menurun. Tekanan darah Soeharto tercatat 90/35-70/35 mmHg.

Saat kondisi purnawirawan jenderal berbintang lima itu tak kunjung membaik, hampir seluruh keluarga besar Soeharto berkumpul di lantai 5 Gedung A RSPP, tempat Soeharto dirawat.

Namun, Ari Sigit, cucu Soeharto yang merupakan anak dari Sigit Harjoyudanto, baru tiba sekitar pukul 10.00 WIB.

Tak lama berselang, mantan Menteri Sekretaris Negara yang juga orang dekat Soeharto, Moerdiono, pada pukul 10.00 WIB menyatakan bahwa semua keluarga sudah berkumpul.

Kehadiran keluarga besar Soeharto pun dilengkapi kedatangan menantu Soeharto, Halimah Agustina Kamil, di RSPP sekitar pukul 12.35 WIB. Halimah muncul bersama anak-anaknya, dari hasil pernikahannya dengan Bambang Trihatmodjo.

Dugaan mengenai kondisi Soeharto yang semakin kritis pun makin menyeruak. Wartawan makin kasak-kusuk mencari informasi. Namun, belum satu pun konfirmasi didapat.

Disampaikan Kapolsek

Kepastian mengenai wafatnya "Smiling General" itu baru didapat sekitar pukul 13.20 WIB. Namun, kabar duka itu bukan berasal dari lisan anggota keluarga, pengacara, pejabat negara, atau anggota tim dokter kepresidenan.

Adalah Kepala Kepolisian Sektor Kebayoran Baru Komisaris Dicky Sondani yang mengabarkan wafatnya Soeharto. Dicky yang datang ke RSPP sekitar pukul 12.30 WIB sejak semula terlihat mondar-mandir di RSPP.

Awalnya, wartawan tidak memedulikan sebab mengira Dicky sedang berjaga-jaga untuk menunggu kedatangan Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla. Namun, wartawan semakin penasaran saat penjagaan polisi dan tentara semakin ketat.

Saat Dicky keluar lobi utama Gedung A, wartawan pun mendatangi untuk bertanya mengenai pengamanan yang diperketat. Namun, Dicky mengeluarkan pernyataan mengejutkan sekitar pukul 13.20 WIB.

"Telah berpulang ke Rahmatullah Haji Muhammad Soeharto pukul 13.10 WIB. Rencananya akan dibawa ke Cendana, tetapi belum tahu pukul berapa," tutur Dicky.

Kronologi mengenai penyakit dan menjelang wafatnya Soeharto bisa dilihat dalam infografis di bawah ini:

 

Keterangan resmi

Sepuluh menit sejak Komisaris Dicky Sondani mengabarkan mengenai wafatnya Soeharto, anggota tim dokter kepresidenan dan keluarga besar pun memberikan keterangan resmi.  
 
Sekitar pukul 13.30 WIB, Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono menggelar konferensi pers untuk memberikan konfirmasi mengenai wafatnya Soeharto.

"Innalillahi wainailaihi rojiun. Telah wafat dengan tenang Bapak Haji Muhammad Soeharto pada hari Minggu 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta," tutur dr Mardjo.

"Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT dan diampuni dari segala dosa. Amiin," lanjutnya.

Suara pengumuman yang disampaikan dr Mardjo bisa didengar di bawah ini:

 

Mbak Tutut minta maaf

Saat Tim Dokter Kepresidenan memberikan keterangan, hadir juga perwakilan keluarga Cendana. Putri sulung Soeharto, Siti Herdianti Rukmana, lalu ditunjuk menjadi juru bicara dalam konferensi pers itu.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Tutut itu didampingi dua adiknya, Sigit Harjojudanto dan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto).

Dalam kesempatan itu, Mbak Tutut yang tidak mampu menahan air mata pun meminta maaf atas kesalahan ayahnya.

"Kami mohon dimaafkan semua kesalahan Bapak. Semoga mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah," ujar Mbak Tutut.

Mbak Tutut juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang ikut mendoakan kesembuhan Soeharto dan yang telah menjenguknya.
    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com