Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama Akui Program Deradikalisasi Masih Ada Kekurangan

Kompas.com - 17/01/2016, 17:25 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, masih perlu  pembenahan dalam program deradikalisasi gerakan terorisme.

Lukman Hakim mengakui, tantangan yang dihadapi kian bertambah sehingga teroris belum jera untuk melakukan aksi radikal di Indonesia.

"Kita sadar ada hal yang perlu dibenahi, kekurangan yang ditutupi," ujar Lukman di Jakarta, Minggu (17/1/2016).

Namun, Lukman membantah jika pemerintah disebut kecolongan dan program deradikalisasi mengalami kegagalan.

Seperti diketahui, dua dari empat pelaku pengeboman di kawasan Sarinah beberapa waktu lalu merupakan residivis kasus terorisme.

"Kita tidak merasa gagal. Problem deradikalisasi terus berjalan, tentu tantangannya bertambah. Ini masalah yang kompleks," kata Lukman.

Lukman menganalogikannya ibarat menjaga rumah. Petugas keamanan yang menjaga sebuah rumah sekian lama, suatu hari rumah tersebut dibobol maling.

Menurut Lukman, bukan karena faktor petugas keamanan yang tidak bekerja dengan baik, namun terdapat faktor lainnya yang membuat rumah tersebut bisa dibobol maling.

"Sama juga, intelejen kita kerja setiap hari, mereka jaga bangsa negara ini puluhan tahun, jadi kalau satu-dua kasus seperti kasus hari Kamis, jangan lalu kemudian kita mudah mengatakan intelejen kita tidak bekerja," kata Lukman.

"Tentu kita harus mengakui ada bagian yang harus ditingkatkan dari intelejen kita," lanjut dia.

Sehingga, kata Lukman, diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh elemen bangsa untuk memerangi terorisme, terutama kekuatan lintas agama.

Menurut dia, agama memiliki kekuatan yang sangat besar dalam menjaga, memelihara dan merawat paham keagamaan.

"Bangsa kita yang sesungguhnya adalah moderat dan menebarkan kasih sayang dan kedamaian. Itu paham agama yang sudah ratusan tahun lalu diwarisi pendahulu kita," kata Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com