Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan Tiba, Telkom Siaga Banjir

Kompas.com - 21/12/2015, 15:38 WIB
Muhamad Malik Afrian

Penulis

KOMPAS.com - Menjelang akhir 2015 curah hujan di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan. Dengan kondisi hujan yang terus-menerus terjadi hingga awal 2016 mendatang, masyarakat dihimbau tetap waspada terhadap terjadinya banjir.

Bencana banjir di Indonesia memang bukan hal baru. Saat memasuki musim penghujan pada November sampai Februari nanti, kondisinya cenderung mengalami peningkatan curah hujan. Hal inilah yang perlu diwaspadai bagi masyarakat yang bermukim di sekitaran sungai besar di Indonesia.

Beberapa wilayah langganan banjir akibat meluapnya air sungai adalah Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, dan beberapa wilayah luar Jawa. Untuk itu, perlu antisipasi dari masing-masing daerah dalam mengurangi risiko terjadinya banjir di wilayah sekitar sungai tersebut.

Kawasan langganan banjir di Jakarta, misalnya. Beberapa wilayah, seperti Kampung Pulo, Kampung Melayu dan permukiman yang dekat dengan Sungai Ciliwung rawan banjir saat musim hujan. Namun, di bawah pemerintahan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Jakarta mulai melakukan beberapa cara untuk mengantisipasi terjadinya bencana tersebut.

Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta telah mengupayakan berbagai usaha agar banjir yang terjadi setiap tahun tidak berdampak parah. Karena itulah, beberapa program mulai digalakkan, seperti pengerukan sungai, pembersihan sampah di aliran sungai, dan tentunya juga memaksimalkan proyek "sodetan" Ciliwung.

Seperti dikutip dari KOMPAS.com beberapa waktu lalu, hingga saat ini Pemda Jakarta masih menargetkan “sodetan” Sungai Ciliwung selesai pada 2016 mendatang. Dengan begitu, "sodetan" tersebut dapat mengurangi risiko terjadinya banjir di beberapa wilayah Ibu Kota.

Doc. Telkom Indonesia Direktur Network IT & Solution (NITS) Telkom Abdus Somad Arief (dua dari kiri) berbincang dengan Tim Tanggap Darurat banjir
Crisis Management Team

Tindakan lain mengantisipasi terjadinya banjir juga dilakukan oleh PT Telkom Indonesia, Tbk (Telkom). Di musim hujan tahun ini Telkom melakukan Kick Off Crisis Management Team (CMT) Siaga Banjir dan Posko Banjir secara Nasional.

CMT merupakan tim gerak cepat melakukan reaksi terhadap bencana, khususnya banjir. Beberapa upayanya antara lain penyelamatan korban dan aset, hingga pemulihan layanan komunikasi, termasuk proses normalisasi seluruh Infrastruktur yang terkena dampak akibat banjir. 

Untuk upaya tersebut Telkom membagi CMT menjadi tiga level, yaitu level nasional, regional dan wilayah. Ketiga pelaksanaan level tersebut dikontrol oleh masing-masing koordinator untuk tanggap darurat saat pemulihan infrastruktur, pelayanan komunikasi internal dan eksternal, serta penyediaan logistik.

Direktur Network IT and Solution (NITS) Telkom, Abdus Somad Arief beberapa waktu lalu mengatakan, salah satu kewajiban Telkom adalah tetap memenuhi kebutuhan layanan komunikasi yang terbaik kepada para pelanggan danstakeholder, meskipun dalam kondisi banjir. Karena itulah, melalui CMT, Telkom bersiap dan waspada terhadap bencana banjir di setiap musim penghujan.

Dalam urusan pemulihan infrastruktur yang terkena dampak banjir, Telkom menyiapkan system dual homing, back-up dan redundancy di seluruh infrastruktur. Termasuk di dalamnya perangkat kontigency, yaitu mobile  genset, mobile battery,dan mobile Very Small Apertur Terminal (VSAT) atau pengirim dan penerima sinyal satelit. 

"Melalui implementasi CMT ini kami berupaya mempertahankan tingkat layanan kepada pelanggan meskipun dalam kondisi bencana alam. Beberapa hal, misalnya menyiapkan skenario recovery layanan dan infrastruktur," ujar Abdus.

"Selain itu, kami juga dapat melakukan tes, simulasi dan latihan untuk dapat memastikan segala kebutuhan sehingga dapat mengurangi dampak saat terjadi bencana," tambahnya. 
saat ditemui di Kantor Witel Jakarta Timur.

Telkom Peduli

Sementara itu, perusahaan plat merah ini juga menyiapkan program Telkom Peduli Banjir yang merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam operasionalnya Telkom CSR berlandasan pada 3P, yaitu planet (menjaga kelestarian lingkungan), people (mengembangkan bangsa dan budaya), danprofit (meningkatkan perekonomian masyarakat).

Telkom Peduli merupakan implementasi dari tanggung jawab sosial Telkom kepada Lingkungan dengan menyiapkan tim tanggap darurat atau reaksi cepat terhadap penanggulangan banjir.

Tim tanggap darurat akan bertugas menyiapkan TimRescue beserta dengan perlengkapanya seperti  tenda posko, mobil, perahu karet, genset serta peralatan komunikasi.  

Dengan adanya tim khusus yang peduli bencana, maka permasalahan seperti kekurangan logistik dan pertolongan pertama saat terjadi bencana dapat teratasi dengan cepat. Jika bencana banjir di musim penghujan akhir tahun hingga awal tahun mendatang, tim tanggap darurat akan langsung mendirikan Posko Siaga 247 di sekitar lokasi bencana tersebut. Masyarakat setempat pun dapat langsung berkoordinasi dengan tim Siaga 247 atau standby 24 jam nonstop dalam seminggu (tujuh hari).

“Kami berharap musim hujan tahun ini tidak ada bencana banjir seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi, kalau itu terjadi lagi, Telkom akan siaga dan waspada untuk mengupayakan dampak yang sekecil-kecilnya dan menjamin tetap memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com