JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto diduga tak hanya mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke PT Freeport Indonesia.
Novanto juga diduga membawa-bawa nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dan dua orang lainnya yang dipanggil dengan "Ridwan" dan "Darmo".
Salinan transkrip yang diterima Kompas.com dari sumber internal DPR, Selasa (17/11/2015), menunjukkan bahwa transkrip tersebut berisi percakapan antara tiga orang, yakni Setya Novanto (ditulis dengan inisial Sn), pengusaha Reza Chalid (ditulis dengan inisial RC), dan seorang petinggi Freeport berinisial Ms.
Nama Luhut paling banyak disebut oleh ketiga orang itu, bahkan melebihi Jokowi-JK, yakni sebanyak 16 kali.
"Gue udah ngomong dengan Pak Luhut, ambilah sebelas, kasihlah Pak JK sembilan, harus adil, kalau enggak, ribut," kata Reza Chalid, seperti yang tertuang dalam transkrip itu.
"Jadi kita harus banyak akal. Kita harus jeli, kuncinya itu ada pada Pak Luhut, ada saya," kata
Novanto dalam bagian percakapan lainnya.
"Tapi kalau itu pengalaman-pengalaman kita, pengalaman-pengalaman presiden itu, rata-rata 99 persen gol semua. Ada keputusan-keputusan lain yang digarap itu, bermain kita. Makanya itu, Reza tahu Darmo, dimainkan habis-habisan, selain belok," demikian bagian percakapan dimana Darmo disebut-sebut oleh Novanto.
Dalam laporannya ke MKD, Senin (16/11/2015), Sudirman menyebut Setya Novanto bersama Reza menemui bos PT Freeport sebanyak tiga kali.
Dalam pertemuan pada ketiga 6 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika, dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut.
MKD hingga kini masih menunggu rekaman asli percakapan dari Sudirman Said. Kepada MKD, Sudirman berjanji akan memberikannya dalam waktu dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.