Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Efektif Menyikapi Dinamika Politik

Kompas.com - 31/10/2015, 10:21 WIB
Magdalena Windiana Siahaan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh, mewakili Mendagri yang berhalangan hadir pada ‘Dialog Membangun Bangsa’ di Hotel Grand Sahid Jakarta, Kamis (29/10/2015).

"Kondisi dinamika politik  tidak boleh menghalangi penyelenggara pemerintahan dalam menjalankan tugas pemerintah secara efektif” ujar Zudan saat menyampaikan sambutan mewakili Mendagri.

Adapun, tolok ukur kinerja yang dimintakan oleh Undang-undang Pemda adalah 32 urusan pemerintahan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Tolok ukur lanjutannya adalah belanja modal harus tinggi. Jangan sampai penyelenggaran pemerintah lebih banyak untuk ongkos pegawainya.

Selain itu, Kemendagri juga berpesan agar proses penyerapan anggaran dipercepat. Peran Direktorat Jenderal Otonomi Daerah juga dapat terus memantau agar urusan pemerintahan bisa berjalan secara efektif.

Sementara itu, Walikota Bandung Ridwan Kamil yang turut menjadi pembicara dalam dialog tersebut juga berpendapat, bahwa desentralisasi politik dapat membawa dampak bagi perubahan dinamika politik. Menurut Emil, kunci politik adalah cara semua keinginan ini terpenuhi, tapi tetap sesuai aturan.

"Saya termasuk percaya pada desentralisasi. Desentralisasi saya lakukan hingga ke tingkat RW di Bandung, itu istilah saya. Kami beri anggaran Rp 100 juta per RW, dikalikan 1.600 RW, saya gelontorkan Rp 156 miliar," kata Emil.

"Tapi, sesuai peraturan perundangan, dana itu tetap dikelola kelurahan dan kecamatan sebagai kuasa aggaran. RW boleh mengajukan aspirasi politik selama masih sesuai aturan dan prosedur sehingga tidak ada lagi problem-problem dinamika politik yang  kerap muncul," tambahnya.

Dilihat dari segi administratif, kebijakan desentralisasi dimaksudkan untuk mendorong efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintah umum daerah. Kebijakan desentralisasi memang terbilang isu kebijakan menarik da sering digunakan dalam penyelenggaraan pemerintah di Indonesia sejak 1999.

Adapun usaha meningkatkan kinerja dapat dilakukan dengan menunaikan tugas-tugas yang telah disusun dalam undang-undang, mulai urusan wajib pemerintah, urusan bersifat pelayanan dasar dan nonpelayanan dasar, serta urusan pilihan yang dapat dipetakan dengan baik melalui program dan kegiatan di dalam APBD.

Desentralisasi politik dapat dikatakan memberikan kekuasaan yang lebih besar bagi masyarakat daerah serta legislatif daerah dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, Mendagri berpesan, pemerintah pusat sebaiknya tegak lurus dengan provinsi dan kabupaten serta kota hingga kelurahan.

Sebelum permasalahan daerah meluas, komunikasikan terlebih dahulu dengan pemerintah pusat dalam hal ini kemendagri sebagai poros pemerintahan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Nasional
Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Nasional
PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

Nasional
Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Nasional
Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Nasional
Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Nasional
Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Diksi 'Ancaman Keamanan' dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Diksi "Ancaman Keamanan" dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Nasional
Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Nasional
Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com