Pada publikasi pertama, dari lima publikasi yang direncanakan Litbang Kompas, tampak jelas bahwa publik hingga kini masih terbelah.
Kubu yang terbelah hingga kini masih tecermin dalam realitas sehari-hari. Meski pemilihan presiden sudah lewat satu tahun silam, dampak polarisasi itu masih terasa hingga kini, termasuk di dunia maya pun perang tagar kedua kubu pendukung terus berkobar.
Secara umum, sebanyak 48,4 persen publik merasa puas terhadap kinerja Kabinet Kerja dan 47,6 persen mengaku tidak puas. Jumlah responden mencapai 1.200 dengan sampling error plus minus 2,8, dan periode survei Oktober 2015.
Setiap kelas memiliki preferensi yang berbeda-beda. Secara umum bisa digambarkan bahwa kelas atas memiliki tingkat ketidakpuasan yang lebih tinggi, mencapai 66,1 persen, sedangkan kelas bawah-bawah memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi mencapai 54,8 persen. Selengkapnya soal hasil survei ini bisa dilihat di http://bit.ly/1thjokowijk.
Survei Kompas juga memotret kinerja kabinet di berbagai sektor. Tampak bahwa sektor yang paling mendapat apresiasi adalah kelautan dan perikanan. Sebanyak 36,1 persen responden mengaku kondisinya lebih baik dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, disusul sektor pelayanan kesehatan (32 persen) dan fasilitas umum atau infrastruktur (31,5 persen).
Sebaliknya, sektor yang memberikan kontribusi negatif terhadap rapor Kabinet Kerja adalah sektor bahan bakar minyak. Sebanyak 37,4 responden menyatakan kondisi sekarang lebih buruk dibanding pemerintahan sebelumnya, disusul sektor pengelolaan keuangan negara (35,1 persen) dan perdagangan (30,6 persen). Uraian survei Kompas ini bisa disimak lebih lanjut di http://bit.ly/surveikps.
Litbang Kompas kembali akan menampilkan tulisan analisis hasil survei pada edisi Selasa dengan tiga tulisan sekaligus. Ketiga tulisan itu adalah mencermati pola opini publik sepanjang satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, penilaian publik atas kinerja pemerintah di bidang penegakan hukum, dan dinamika apresiasi publik atas kinerja pemerintahan Jokowi-JK di bidang politik. (Amir Sodikin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.