Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Tambahan Kuota Haji, Pemerintah Dikritik Pengurus NU

Kompas.com - 02/10/2015, 16:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Khatib AM Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf mengkritik langkah pemerintah Indonesia yang meminta penambahan kuota haji kepada pemerintah Arab Saudi. Menurut Yahya, keselamatan ibadah haji lebih penting dibanding jumlah jemaah yang beribadah haji.

"Enggak usah minta nambah kuota, paling hanya nambah volume penyelenggaraannya saja. Jauh lebih penting menjamin keselamatan jemaah," kata Yahya dalam sebuah diskusi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (2/10/2015).

Yahya menjelaskan, ibadah haji menjadi wajib untuk umat Islam saat telah merasa mampu dan terjamin keselamatannya. Jaminan keselamatan itu bukan hanya fisik, tetapi juga mencakup pada kecukupan ekonomi.

Yahya menyampaikan kritik ini berkaitan dengan tragedi yang menimpa jemaah haji di Mina. Seribuan orang dari berbagai negara tewas dalam musibah itu. Adapun WNI yang menjadi korban tewas sudah mencapai 91 orang.

Pemerintah Saudi telah memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo mengenai tambahan kuota 20.000 jamaah haji Indonesia untuk musim haji 2016. Tahun ini, kuota haji Indonesia sekitar 160.000 jamaah. (baca: Kuota Haji Indonesia Tahun 2016 Bertambah 20.000)

Yahya mengusulkan, sebaiknya dilakukan evaluasi terkait kuota jemaah haji khususnya oleh pemerintah Saudi. Ia mendorong agar jumlah kuota jemaah haji dipangkas sampai pemerintah Saudi menjamin keselamatan para jemaah.

"Tidak perlu rebutan. Kalau tidak dapat kuota, ya antre. Jangan ngoyo, kalau keduluan (meninggal dunia), ya sudah, itu enggak dosa," ujarnya.

Yahya mengungkapkan, dirinya menyayangkan jika permintaan penambahan kuota haji dipenuhi oleh pemerintah Saudi karena alasan ekonomi. Bagi Yahya, ibadah haji tidak dapat dicampuradukkan dengan potensi sumber pemasukan untuk Arab Saudi.

"Ibadah haji tidak dijadikan sebagai sumber ekonomi. Kita tuntut Saudi untuk hapus interest ekonomi dalam penyelenggaraan ibadah haji," pungkas Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com