Peneliti Jepang, Shinzo Hayase, dari Universitas Waseda dalam seminar bertema "Indonesia Relation with the World: Japanese Studies 50 Years After 1965", pertengahan September lalu, di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, memaparkan reportase media Filipina, yaitu The Manila Times pada 2 Oktober 1965 hingga 1966. Halaman pertama berita The Manila Times edisi 2 Oktober 1965 berjudul "Kudeta Terhadap Soekarno Gagal".
Selanjutnya, pada 8 Oktober diterbitkan pesan Presiden Filipina saat itu, Diosdado Macapagal, kepada Presiden Soekarno yang dikirim pada 7 Oktober 1965. "Saya bahagia bahwa Anda (Soekarno) dalam keadaan baik. Saya sangat peduli dan berharap akan keberlangsungan kepemimpinan Anda dan Indonesia yang bersatu dalam hubungan persaudaraan yang hangat dengan Filipina. Sahabatmu, Dadong (nama panggilan Diosdado Macapagal)," demikian isi pesan itu.
Selanjutnya, pada 25 Oktober, The Manila Times menurunkan laporan tentang Kementerian Luar Negeri Filipina yang memuji pelarangan PKI sebagai kemenangan kebaikan atas kejahatan. Liputan pamungkas The Manila Times adalah tentang Supersemar.
Beragam laporan media asing itu menunjukkan beragamnya sikap dan pemahaman terhadap peristiwa 30 September 1965 di Indonesia berikut persoalan lain yang mengikutinya yang hingga kini sebagian di antaranya masih menjadi perdebatan. (Iwan Santosa)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 September 2015, di halaman 4 dengan judul "Peristiwa 30 September di Mata Media Asing".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.