Itu yang menjadi cita-citanya dan ia pernah mengatakan, "Kami ingin membangun Indonesia kecil. Rohnya Indonesia kecil, semangat yang mendasari adalah humanisme transendental."
Dia tak hanya berfalsafah, tetapi berusaha keras mewujudkannya. Ia telah membalikkan teori-teori materialisme dan melakukan penyadaran besar bahwa nilai imaterial lebih penting daripada nilai material. Lalu, dia mampu melakukan keseimbangan antara imaterial dan material dalam koridor humanisme transendental untuk membangun sebuah unit bisnis sekaligus media pencerahan yang sukses, dan terbukti mampu mengatasi setiap tantangan zaman.
Bagi dia, karyawan atau masyarakat adalah manusia yang harus dikembangkan dan dioptimalkan serta dihormati kemanusiaannya. Tetapi, dia juga menekankan pentingnya sikap merendah dan tak arogan karena pada dasarnya kekuatan utama adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Sayap Kompas Gramedia yang berkibar dan terbang mengangkasa serta mengarungi luasnya cakrawala di bawah kepemimpinannya adalah bukti betapa falsafah kemanusiaan transendental yang ia praktikkan memiliki kekuatan luar biasa. Kemanusiaan dan ketuhanan juga merupakan kunci harmonisme yang ia cita-citakan dalam membangun hubungan horizontal dan vertikal. Falsafah itu juga menjadi kunci keseimbangan antara nilai imaterial dan material untuk menuju kemajuan dan kesuksesan yang lebih manusiawi dan berketuhanan.
Bukti kesuksesan itu pula yang kemudian disyukuri para seniman Mediart yang juga karyawannya. Pameran seni rupa Mediart yang berlangsung sepekan itu sebagai upaya bersyukur dan becermin kepada JO. Sebab, dia telah memberi arah, memberi teladan, juga memberi bukti kesuksesan yang manusiawi dan berketuhanan, serta menghormati kemajemukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.