Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Terbata, Istri Wartawan Udin Berharap Rekayasa Kasus Suaminya Tak Terulang

Kompas.com - 28/08/2015, 06:43 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta bersama Yayasan Tifa dan para seniman yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia, menggelar pameran seni untuk mengenang Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin, wartawan Harian Bernas, yang diduga tewas dibunuh akibat berita yang dibuatnya. Pameran bertajuk "Tribute to Udin di Yogyakarta" diadakan di Auditorium Lembaga Indonesia Perancis (LIP) Yogyakarta, Kamis (27/8/2015) malam, yang juga menghadiri istri mendiang Udin.

"Ketika itu Pak Udin banyak menulis mengenai kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul, dan pada saat itu kondisinya sangat sulit," ucap Marsiyem, istri mendiang Udin, dalam pembukaan acara.

Saat memberikan sambutan, Marsiyem berbicara sedikit terbata-bata saat menyampaikan ketika hal tersebut di hadapan para pengunjung. Suasana hening, tidak terdengar sedikit pun suara, kecuali suara Marsiyem.

Beberapa kali Marsiyem mengusap hidungnya, seperti sedang menahan sesuatu. Ia pun mengatakan sangat memberikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan pameran seni "Tribute to Udin" itu.

"Ketika itu kasusnya malah digeser menjadi perselingkuhan. Saya berharap kasus ini tidak terjadi lagi dan rekayasa itu tidak terjadi lagi," ujar Marsiyem sambil tertunduk dan melangkah kembali ke tempat duduknya.

Pembukaan pameran itu pun dihadiri oleh Dwi Sumaji alias Iwik, yang ketika itu menjadi kambing hitam dalam tragedi tersebut. Dia pun menceritakan beberapa hal dan perasaan ketika tersangkut dalam kasus yang ia sendiri tidak terlalu mengerti.

"Saya korban kambing hitam dan rekayasa. Saya ketika itu jadi tidak bekerja, sementara saya sendiri harus membiayai keluarga saya di rumah. Persidangan sering sekali," tutur Iwik.

Iwik mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengapresiasi penyelenggaraan pameran "Tribute to Udin" itu. Ia merasa sangat kelelahan dalam menjalani semua prosesnya.

"Mengingat hal ini kasus besar, saya harus mengesampingkan rasa lelah saya dan ikut memperjuangkan bahwa dugaan mereka kepada saya itu tidak benar. Saya akan terus berjuang," ujar Iwik. (abm)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Nasional
KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com