Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penembakan di Tolikara, TNI Serahkan Pengusutan ke Polri

Kompas.com - 22/07/2015, 18:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, TNI menyerahkan sepenuhnya pengusutan penembakan jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) kepada Polri. Peristiwa itu terjadi saat terjadi insiden di Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015) lalu.

"TNI menyerahkan sepenuhnya kepada Polri. Nanti akan ketahuan, siapa yang nembak itu," ujar Fuad, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Fuad mengatakan, penembakan itu telah sesuai prosedur. Kondisi saat peristiwa terjadi mengharuskan TNI dan Polri yang berada di lokasi melakukan tindakan untuk membubarkan massa.

"Ada manusia yang lagi tenang-tenang shalat, kemudian ada massa sekian ratus mendadak, tentu aparat keamanan yang dilengkapi pistol harus menembak, yang penting sesuai aturan saja," ujar dia.

Fuad mengatakan, karena penembakan telah sesuai prosedur, ia meminta masyarakat tak perlu lagi mempersoalkan hal tersebut. Menurut dia, memperpanjang persoalan mengenai penembakan akan membuat substansi peristiwa yang sebenarnya menjadi kabur. 

"Jangan menghilangkan persoalan pokoknya bahwa ada yang mengganggu orang shalat, ke arah seolah-olah TNI atau Polri tembak orang," ujar Fuad.

Hanya tembakan ke udara

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Yotje Mende mengatakan, personelnya tidak ada yang mengakui menembak warga. Polisi hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan agar massa membubarkan diri.

"Anggota polisi di lapangan belum ada yang mengakui menembak datar atau terbidik, saat itu," ujar Yotje kepada Kompas.com, melalui sambungan telpon, Senin (20/7/2015).

Meski demikian, Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua telah memeriksa sebanyak 10 personel polisi yang berada di lokasi insiden untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu. Bersamaan dengan pemeriksaan itu, penyidik juga meneliti penembakan secara laboratoris. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari rekonstruksi kejadian, proyektil yang berada di tubuh korban serta selongsong peluru yang ditemukan di lokasi.

Yotje tidak dapat memastikan kapan penelitian itu selesai dilakukan. Insiden di Kabupaten Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk Mushala Baitul Mustaqin. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan.

Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, juga ada pertemuan pemuka gereja. Polri melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa. Lantaran tak ada yang menaatinya, Polisi kemudian melepaskan tembakan ke tanah. Seorang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka dalam insiden itu.JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, TNI menyerahkan sepenuhnya pengusutan penembakan jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) kepada Polri. Peristiwa itu terjadi saat terjadi insiden di Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015) lalu.

"TNI menyerahkan sepenuhnya kepada Polri. Nanti akan ketahuan, siapa yang nembak itu," ujar Fuad, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Fuad mengaapenembakan itu telah sesuai prosedur. Kondisi di lapangan saat kejadian tersebut, kata Fuad, mengharuskan TNI dan Polri yang berada di lokasi kejadian melakukan satu tindakan demi membubarkan massa.

"Ada manusia yang lagi tenang-tenang shalat, kemudian ada massa sekian ratus mendadak, tentu aparat keamanan yang dilengkapi pistol harus menembak, yang penting sesuai aturan saja," ujar dia.

Fuad mengatakan, atas dasar penembakan itu telah sesuai prosedur, masyarakat tidak perlu lagi mempersoalkan hal tersebut. Jika masih ada masyarakat yang mempersoalkan hal itu, ia mengatakan bahwa substansi perkaranya menjadi kabur.

"Jangan menghilangkan persoalan pokoknya bahwa ada yang mengganggu orang shalat ke arah seolah-olah TNI atau Polri tembak orang," ujar Fuad.

Hanya tembakan ke udara

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Yotje Mende mengatakan, personelnya tidak ada yang mengakui menembak warga. Polisi hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan agar massa membubarkan diri.

"Anggota polisi di lapangan belum ada yang mengakui menembak datar atau terbidik, saat itu," ujar Yotje kepada Kompas.com, melalui sambungan telpon, Senin (20/7/2015).

Meski demikian, Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua telah memeriksa sebanyak 10 personel polisi yang berada di lokasi insiden untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu. Bersamaan dengan pemeriksaan itu, penyidik juga meneliti penembakan secara laboratoris. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari rekonstruksi kejadian, proyektil yang berada di tubuh korban serta selongsong peluru yang ditemukan di lokasi.

Yotje tidak dapat memastikan kapan penelitian itu selesai dilakukan. Insiden di Kabupaten Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk Mushala Baitul Mustaqin. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan.

Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, juga ada pertemuan pemuka gereja. Polri melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa. Lantaran tak ada yang menaatinya, Polisi kemudian melepaskan tembakan ke tanah. Seorang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka dalam insiden itu.JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, TNI menyerahkan sepenuhnya pengusutan penembakan jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) kepada Polri. Peristiwa itu terjadi saat terjadi insiden di Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015) lalu.

"TNI menyerahkan sepenuhnya kepada Polri. Nanti akan ketahuan, siapa yang nembak itu," ujar Fuad, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Fuad mengaapenembakan itu telah sesuai prosedur. Kondisi di lapangan saat kejadian tersebut, kata Fuad, mengharuskan TNI dan Polri yang berada di lokasi kejadian melakukan satu tindakan demi membubarkan massa.

"Ada manusia yang lagi tenang-tenang shalat, kemudian ada massa sekian ratus mendadak, tentu aparat keamanan yang dilengkapi pistol harus menembak, yang penting sesuai aturan saja," ujar dia.

Fuad mengatakan, atas dasar penembakan itu telah sesuai prosedur, masyarakat tidak perlu lagi mempersoalkan hal tersebut. Jika masih ada masyarakat yang mempersoalkan hal itu, ia mengatakan bahwa substansi perkaranya menjadi kabur.

"Jangan menghilangkan persoalan pokoknya bahwa ada yang mengganggu orang shalat ke arah seolah-olah TNI atau Polri tembak orang," ujar Fuad.

Hanya tembakan ke udara

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Yotje Mende mengatakan, personelnya tidak ada yang mengakui menembak warga. Polisi hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan agar massa membubarkan diri.

"Anggota polisi di lapangan belum ada yang mengakui menembak datar atau terbidik, saat itu," ujar Yotje kepada Kompas.com, melalui sambungan telpon, Senin (20/7/2015).

Meski demikian, Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua telah memeriksa sebanyak 10 personel polisi yang berada di lokasi insiden untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu. Bersamaan dengan pemeriksaan itu, penyidik juga meneliti penembakan secara laboratoris. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari rekonstruksi kejadian, proyektil yang berada di tubuh korban serta selongsong peluru yang ditemukan di lokasi.

Yotje tidak dapat memastikan kapan penelitian itu selesai dilakukan. Insiden di Kabupaten Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk Mushala Baitul Mustaqin. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com