Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Baru Kali Ini Ada Presiden Gunakan Seragam Militer padahal Sipil"

Kompas.com - 17/06/2015, 17:12 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik mengkritik sikap Presiden Joko Widodo yang mengenakan seragam militer dalam menjalankan aktivitasnya di Istana.

"Saat Jokowi berbaju militer di Istana dan menerima tamu, ia bukan cuma menggelikan. Ia secara memalukan memamerkan keterbatasan pengetahuannya," kata Rachland dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/6/2015).

Rachland menjelaskan, Presiden adalah entitas sipil. Itu sebabnya, setiap anggota militer yang mau berpolitik atau ingin menjadi presiden harus melepaskan keanggotaannya dari militer.

"Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata justru harus berbaju sipil. Itu simbol paling tegas dari civil supremacy dalam demokrasi," ucap dia.

Di Indonesia, lanjut Rachland, demokrasi itu diwujudkan dengan darah, air mata, bahkan nyawa rakyat, termasuk mahasiswa dan buruh. Oleh karena itu, dengan menggunakan seragam militer, Presiden menunjukkan betapa rendahnya penghargaan pada sejarah perjuangan demokrasi kita.

"Sepanjang sejarah RI, agaknya baru kali ini ada presiden memakai seragam militer ketika menjalankan tugas sehari-harinya di Istana, padahal dia sipil. Padahal presiden yang berlatar belakang militer saja tidak pernah," ucap Rachland.

Sebelumnya, Presiden Jokowi terlihat mengenakan seragam militer warna hijau yang biasa dikenakan pasukan Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad), lengkap dengan baret hijau di kepalanya, saat menerima kedatangan pengurus pusat Muhammadiyah. Penampilan Jokowi ketika menyambut kedatangan rombongan Muhammadiyah, yang semuanya memakai baju batik, itu mengundang perhatian wartawan yang meliput. (Baca: Masih Pakai Seragam Tentara, Jokowi Temui Petinggi Muhammadiyah)

Pihak Istana kemudian memberikan respons. Anggota Tim Komunikasi Kepresidenan, Teten Masduki, mengatakan alasan Presiden Joko Widodo terpaksa mengenakan seragam militer ketika menemui pimpinan Pengurus Pusat Muhammadiyah, yang dipimpin Din Syamsuddin, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/6/2015). Menurut Teten, hal itu dilakukan untuk efisiensi waktu.

Teten menjelaskan, Presiden mengenakan seragam militer saat menyaksikan latihan perang TNI AD di Baturaja, Sumatera Selatan, Selasa siang. Selain sebuah kewajiban, kata Teten, Jokowi mengenakan baju militer untuk menunjukkan kebanggaannya kepada prajurit yang sedang berlatih. (Baca: Ini Alasan Jokowi Kenakan Seragam Militer Saat Bertemu Din Syamsuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com