Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumentasi KTT Asia-Afrika 1955 Diusulkan Jadi Arsip Dunia UNESCO

Kompas.com - 26/05/2015, 12:34 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dokumentasi lahirnya Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung, Jawa Barat, pada 1955 serta dokumentasi terbentuknya Gerakan Non Blok diajukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai salah satu arsip dunia.

"Kami mencoba untuk mengusulkan arsip KAA sebagai Memory of World di UNESCO. Kami ingin menghidupkan terus ingatan sejarah bangsa-bangsa internasional, supaya masyarakat internasional tahu bangsa Indonesia besar dan mampu menjadi pemersatu negara-negara," ujar Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan dalam Seminar Internasional di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Mustari mengatakan, kegiatan pengumpulan arsip KAA Asia-Afrika secara khusus mulai dilakukan sejak 2012, sebelum secara resmi didaftarkan sebagai salah satu arsip dunia di UNESCO. Adapun arsip dokumetasi yang dikumpulkan terdiri dari video, surat-surat, kliping media, serta foto dari berbagai media massa yang meliput jalannya KAA pada 18- 24 April 1955.

Pengajuan dokumentasi KAA Asia-Afrika sebagai arsip dunia merupakan bagian dari peringatan 60 tahun KAA dan peringatan ke-44 Hari Kearsipan Nasional. Menurut Mustari, ANRI juga melakukan kerja sama dengan pusat arsip dari sejumlah negara, khususnya untuk membahas kerja sama pengumpulan arsip sebagai suatu dokumentasi internasional.

"Baru sepuluh tahun Indonesia merdeka, kita sudah bisa menyelenggarakan event internasional. Padahal negara-negara Asia-Afrika, saat itu masih dianggap terbelakang," kata Mustari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com