Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI dan Walubi Bantu Penampungan Migran Etnis Rohingya

Kompas.com - 21/05/2015, 06:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Majelis Ulama Indonesia dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia bersinergi untuk membantu sebanyak 600 pengungsi Rohingya yang kini terdampar di Aceh dan Sumatera Utara.

"Kami dari dua perhimpunan agama di Indonesia bertekad untuk membantu penampungan para pengungsi dengan menyerahkan bantuan logistik agar bisa digunakan langsung di Aceh dan Sumatera Utara," kata Ketua Bidang Kerukunan Antarumat Beragama MUI Selamet Effendi Yusuf saat jumpa pers pernyataan sikap bersama MUI dan Walubi di Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Selamet mengatakan bantuan logistik kemanusiaan, seperti pakaian, selimut dan makanan kaleng secepatnya akan diserahkan di penampungan pengungsi, salah satunya di desa Kuala Cangkoi, Lapang yang berjarak 300 meter dari Banda Aceh.

Dalam pernyataan sikap dari MUI dan Walubi, kedua perhimpunan meminta PMI untuk mengerahkan bantuan kemanusiaan dan merawat para pengungsi yang sebelumnya terdampar di perairan Pangkalan Susu, Langkat, Sumatra Utara.

MUI dan Walubi juga meminta agar pemerintah Indonesia berdiplomasi dengan negara-negara di kawasan ASEAN, terutama Malaysia dan Thailand untuk menyelesaikan masalah pengungsi muslim Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh tersebut.

Menurut Selamet, Myanmar dapat mengambil langkah fundamental terkait status kewarganegaraan etnis Rohingyan yang tidak diakui di negara tersebut.

"Myanmar bisa mengadopsi prinsip-prinsip dasar kewarganegaraan yang tidak rasialis dan diskriminatif sehingga tidak terjadi eksodus besar-besaran dan mengalirnya manusai perahu terus-menerus," kata Selamet.

Sementara itu, pelaksana tugas Ketua Umum Walubi Arief Harsono mengimbau agar masyarakat Indonesia dari berbagai agama tidak terprovokasi dengan isu diskriminasi agama dan etnis.

"Kami tidak ingin (diskriminasi) yang terjadi di Myanmar menyebabkan hubungan Islam dan Buddha renggang karena sesungguhnya Buddha di Myanmar sangat berbeda dengan di Indonesia," kata Arief.

Arief menilai permasalahan warga Rohingya di Myanmar sesungguhnya bukan berakar dari perbedaan agama, namun dari minoritas etnis tersebut yang berakumulasi pada masalah sosial dan kriminal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com