Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Novel: Dia Pesan, Penegak Hukum Harus Punya Integritas, Jangan Khawatir

Kompas.com - 03/05/2015, 13:50 WIB

KOMPAS.com — Permohonan penangguhan penahanan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, dikabulkan oleh Polri, Sabtu (2/5/2015). Novel lalu kembali ke kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Istri Novel, Rina Emilda, menuturkan bahwa suaminya tiba di rumah sekitar pukul 19.49. Emilda dan keluarga mengaku sangat bahagia ketika suaminya akhirnya pulang ke rumah dan sempat berbincang bersama keluarga dan sejumlah sahabat.

"Mama bilang 'waktu Novel ditangkap, mama tuh deg-degan. Mama gak makan. Mama berpesan, jangan sampai Novel minum di sana. Takut dikasih obat'. Namun, Novel menanggapinya rileks. Ia menegaskan siap menghadapi proses hukum. Jika pun ada risiko, itu konsekuensi perjuangan," ungkap Emilda dalam pesan yang dikirimkannya kepada Usman Hamid, pendiri change.org, yang melakukan advokasi publik secara intensif terhadap Novel, seperti yang diinformasikan kepada Kompas.com, Minggu (3/5/2015).

Emilda lalu menuturkan bahwa dia dan keluarga mengaku senang dengan sikap Novel yang tegar dan riang, meski sedang menghadapi cobaan yang tak ringan.

Jelang akhir percakapan pada Sabtu malam, lanjut Emilda, suaminya mengucapkan pesan khusus kepada tiga sahabatnya yang juga sedang berada di rumahnya.

"Ia berpesan, para penegak hukum harus memiliki integritas. Upaya-upaya menyerang kita, untuk menghinakan, tidak akan menghinakan kita. Yang ada adalah kita yang dimuliakan oleh-Nya. Gak usah khawatir," lanjut Emilda.

Sebelumnya diberitakan, Novel ditangkap pada Jumat (1/5/2015) dini hari untuk menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan pada tahun 2004. Novel sempat ditahan di Mako Brimob sebelum diterbangkan ke Bengkulu untuk menjalani rekonstruksi.

Kasus Novel ini pernah mencuat saat konflik KPK vs Polri pada 2012, ketika Novel menjadi penyidik korupsi pengadaan alat simulasi roda dua dan roda empat di Korps Lalu Lintas (Korlantas) tahun anggaran 2011 dengan tersangka Inspektur Jenderal Pol Djoko Susilo.

Pada 2004, ada anak buah Novel yang melakukan tindakan di luar hukum yang menyebabkan tersangka meninggal dunia. Novel yang mengambil alih tanggung jawab anak buahnya, dan ia pun sudah mendapat teguran keras. Novel disebut-sebut ikut menembak tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com