"Kriteria radikal itu kan bisa dihitung. Kalau Arrahmah.com, semua sudah tahu kalau kami lebih ke perjuangan Islam. Kalau ada yang kontra dengan kami, ya itu wajar, kami maklumi," ujar Jibriel, saat ditemui di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Jibriel membantah jika situs yang dikelolanya disebut telah menyebarkan radikalisme. Ia mengatakan, konten pemberitaan yang diinformasikan melalui situsnya hanya seputar Islam. Meski sebagian besar pemberitaannya menyinggung mengenai perjuangan Islam, Jibriel menjamin bahwa informasi yang diberikan tidak bermuatan radikal, apalagi sampai mengajak orang lain menjadi teroris.
"Jihad itu memang ada, tetapi kami tidak menyimpang sampai ke sana. Yang penting kami anti ISIS. Kami tidak mengarahkan orang kepada kezaliman," kata Jibriel.
Jibriel mengatakan, ia telah mengelola situs tersebut selama lebih kurang 10 tahun. Selama ini, menurut Jibriel, tidak pernah ada yang mempermasalahkan mengenai konten situsnya. Ia berharap agar pemerintah dapat mencabut pemblokiran terhadap Arrahmah.com.
Sebelumnya, Kemenkominfo telah memblokir 22 situs yang dianggap menyebarkan radikalisme. Pemblokiran tersebut dilakukan setelah Kemenkominfo mendapatkan rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.