Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Durian Laku Keras di "Car Free Day" ala Kopassus

Kompas.com - 05/04/2015, 09:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kopassus membagi-bagikan 10.000 tanaman kepada masyarakat yang mengunjungi acara car free day di Jalan RA Fadillah, Kompleks Kopassus, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (5/4/2015) pagi. Dari berbagai jenis tanaman yang dibagikan, pohon durian adalah yang paling diminati pengunjung.

Pengamatan Kompas.com, ratusan orang yang tengah beraktivitas di car free day langsung mengerumuni truk milik Kopassus begitu mengetahui bahwa di dalamnya ada pohon durian yang dibagikan secara gratis. Saat acara pembagian tanaman dimulai, kerumunan kian padat.

Warga sontak berteriak-teriak sembari berdesak-desakan meminta tanaman durian. Beberapa personel Kopassus yang bertugas membagi-bagikan kewalahan menghadapi antusiasme warga. Dalam waktu kurang dari satu jam, sebanyak 2.500 tanaman durian yang masih kecil itu ludes tidak tersisa.

Meskipun sudah habis, masih ada saja warga yang menghampiri dan bertanya kepada personel Kopassus apakah dirinya bisa mendapatkan pohon durian lagi atau tidak. Personel Kopassus pun menjelaskan bahwa pohon yang diminta telah habis.

Lusi Wiriawan (40), salah satu pengunjung yang mengambil pohon durian mengaku senang dengan buah durian. Oleh sebab itu ia rela berdesak-desakan untuk mendapatkan pohon tersebut.

"Keluarga saya suka durian semua. Makanya kalau ada pohonnya satu di rumah kan enak, jadi enggak usah beli," ujar dia.

Lain Lusi, lain pula Waluyo (35). Warga Jalan Suci, Ciracas, Jakarta Timur tersebut mengaku memiliki ragam jenis pohon duren di kebun belakang rumahnya. Ia pun juga rela turut berdesak-desakan untuk mendapatkan pohon durian dari Kopassus tersebut untuk menambah koleksi pohon duriannya.

"Saya enggak tahu itu jenis durian apa, kali saja beda dengan yang saya punya di rumah. Kan lumayan buat tambah-tambah, jadi rindang juga," ujar dia.

Komitmen Kopassus

Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Doni Munardo mengapresiasi antuasias masyarakat. Doni mengatakan, ancaman bangsa Indonesia ke depan memang bukan hanya perang saja, melainkan juga kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu Kopassus sangat intens dengan isu rehabilitasi lingkungan.

"Saya senang melihat antusias warga yang begitu besar. Yang paling laku memang pohon durian. Ya enggak apa-apa, yang penting kan mereka tanam, lingkungan menjadi hijau dan asri," ujar Doni di sela acara.

Selain durian, lanjut Doni, Kopassus juga menyediakan tanaman lain, yakni 3.000 pohon sirsak, 1.000 pohon nangka, 1.000 pohon jambu, 1.000 pohon jeruk, 500 pohon rambutan, 500 pohon manggis dan 200 pohon mangga. Seluruh tanaman tersebut berasal dari paguyuban pembibitan pohon milik Kopassus yang berlokasi di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Doni mengatakan, lokasi pembibitan tersebut menyumbangkan 100.000 pohon setiap tahun ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penghijauan. Sejumlah tanaman itu ditanam di tanah-tanah kosong yang ada di permukiman padat penduduk.

"Isu perbaikan kondisi lingkungan memang jadi komitmen kami. Banyak sudah program lingkungan yang kami jalani," ujar Doni.

Acara pembagian pohon tersebut merupakan awal dari rangkaian acara jelang HUT ke 63 Kopassus yang jatuh pada 16 April 2015 yang akan datang. Adapun, puncak acara HUT Kopassus tersebut jatuh pada 29 April 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com