Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT: Waspadai WNI yang Kembali dari Perang di Suriah

Kompas.com - 20/03/2015, 12:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Warga negara Indonesia yang bergabung dalam kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) belum terdeteksi melakukan teror di dalam negeri. Namun, Staf Ahli Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wawan Hari Purwanto menilai mereka berpotensi melakukan teror nantinya.

"Sejauh ini, mereka memang hanya berangkat perang ke Suriah. Tapi patut diwaspadai aksi-aksi mereka sepulangnya dari sana," ujar Wawan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/3/2015).

Wawan mengatakan, hal pertama yang patut diwaspadai adalah para WNI yang berperang bersama ISIS di Suriah tentu sudah memiliki keterampilan persenjataan. Bahkan, ada beberapa yang memiliki kemampuan pembuatan bom, terutama bom cair. (baca: Kata Fahri Hamzah, Masih Banyak yang Lebih Penting daripada Masalah ISIS)

Hal kedua, karakter pergerakan kelompok ISIS adalah melawan semua ajaran atau paham yang bertentangan dengan ideologinya. Meski belum ada pernyataan resmi dari ISIS di Indonesia, bisa jadi mereka menentang Pancasila. (baca: Polri: Chep Hermawan Diduga Penyandang Dana untuk Anggota ISIS dari Indonesia)

Terlebih lagi, lanjut Wawan, beberapa video di situs jejaring sosial Youtube mulai bermunculan. Video-video tersebut ada yang mengancam keselamatan Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko hingga para personel Polri. Video tersebut diklaim diunggah oleh kelompok ISIS.

"Memang kemunculan video itu hanya jarak jauh, belum ada gerakan-gerakan mereka yang terbuka. Namun, patut terus diwaspadai aktivitas mereka di Indonesia dari hal-hal yang saya sebutkan di atas tadi," lanjut Wawan. (baca: Kontroversi Video ISIS dan Pornografi...)

Wawan mengatakan, pihaknya sudah punya cara bagaimana mengantisipasi aksi teror itu. WNI yang pulang ke Indonesia dari perang di Suriah akan didata dan dipantau terus gerak-geriknya. Dengan begitu, aktivitas mereka terus terpantau oleh negara. Seiring dengan itu, BNPT bekerja sama dengan pihak terkait mencegah penyebaran paham ISIS.

Wawan menambahkan bahwa BNPT telah memulai pencegahan itu sejak 2013. Hasilnya pun dapat terlihat, ada kelompok-kelompok yang batal memproklamasikan bergabung dengan ISIS. (baca: TB Hasanuddin: Ada 514 WNI Gabung dengan ISIS, Empat Tewas)

Pemerintah Indonesia tidak memiliki data pasti berapa jumlah WNI yang sudah ada di Suriah membantu ISIS. Namun, BNPT memperkirakan ada lebih dari 500 WNI yang berada di Suriah.

"Data sementara 514 WNI di Suriah, di Mosul, Irak Utara, ada 100 orang. Sejak 2013, jumlah WNI yang meninggal di Suriah sekitar 100 orang," ujar Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Nasional
Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Nasional
1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

Nasional
Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Nasional
Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Nasional
Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com