Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Fahri Hamzah, Masih Banyak yang Lebih Penting daripada Masalah ISIS

Kompas.com - 19/03/2015, 14:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyarankan pemerintah tidak berlebihan dalam menghadapi masalah bergabungnya warga negara Indonesia ke Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Menurut dia, masih banyak masalah yang lebih penting untuk diselesaikan oleh pemerintah.

"Kalau kita harus waspada, ya waspada. Tapi, jangan kita berbulan-bulan mengkhawatirkan ini seperti tidak ada hal lain yang lebih penting yang harus kita selesaikan," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Menurut Fahri, isu ISIS merupakan produk industri dunia internasional. Jika terlalu fokus terhadap masalah ini, Indonesia tidak bisa menyelesaikan permasalahan di dalam negeri sendiri yang harusnya lebih diprioritaskan.

Fahri menjelaskan, Indonesia saat ini memiliki segudang agenda lain yang harus diprioritaskan, seperti mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan membangun ekonomi nasional yang kuat. (Baca: ISIS Incar Indonesia karena Faktor Agama dan Ekonomi)

Jika ekonomi Indonesia sudah membaik, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini meyakini dengan sendirinya WNI tak akan tertarik lagi untuk bergabung dengan ISIS.

"Kalau orang frustrasi secara ekonomi itu dia bom waktu masif. Yang bisa jadi menjadi keputusan masyarakat untuk bergabung dengan ISIS," ujar dia. (Baca: TB Hasanuddin: Ada 514 WNI Gabung dengan ISIS, Empat Tewas)

Fahri lalu membandingkan dengan Turki, salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim yang bersebelahan dengan Suriah. Menurut dia, Turki tetap stabil dalam menghadapi ISIS karena ekonominya sudah mapan.

"Mana yang lebih penting? Itu (ISIS) yang kita ributkan atau kita menyelesaikan masalah kesejahteraan rakyat?" ucap Fahri. (Baca: Pemerintah Akan Terbitkan Perppu Terkait Pengikut ISIS)

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Tedjo Edhy Purdijatno memastikan bahwa semua WNI yang ditahan di Turki memiliki kaitan dengan kelompok radikal ISIS. Mereka melintasi Turki menuju Suriah untuk menyusul keluarganya yang sudah lebih dulu bergabung dengan ISIS.

Kendati demikian, usaha pemerintah memulangkan 16 warga negara Indonesia yang ditahan di Turki menemui jalan buntu. Pemerintah tidak bisa menentukan langkah selanjutnya ketika WNI yang ditahan di Turki itu menolak dipulangkan ke Indonesia. (Baca: Jokowi Belum Bisa Putuskan Nasib 16 WNI di Turki yang Menolak Pulang)

"Pemerintah Turki mau mendeportasi, tetapi yang bersangkutan enggak mau kembali ke Indonesia, apa mau kita paksa," kata Tedjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com