Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi Sangat Tegas soal Narkoba, tetapi Ketegasan Hilang Sikapi KPK-Polri"

Kompas.com - 07/02/2015, 11:02 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, menilai Presiden Joko Widodo tiba-tiba kehilangan ketegasan saat menyikapi kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri. Padahal, sebelum kisruh ini terjadi, Presiden menunjukkan ketegasannya dengan tidak memberikan grasi terhadap terpidana mati kasus narkoba.

"Masalah hukuman mati untuk terpidana narkoba, Presiden sangat tegas. Ada dubes yang menarik diri (karena warga negaranya dieksekusi), hukuman mati tetap jalan terus," kata Effendi dalam diskusi "Publik dan Politik" yang diselenggarakan Smart FM, di Jakarta, Sabtu (7/2/2015) siang.

Effendi menduga, ketegasan Jokowi dalam hal hukuman mati disebabkan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama partai pendukungnya. Hampir semua pihak, kata Effendi, sepakat bahwa Indonesia sudah darurat narkoba.

"Paling yang memprotes itu (eksekusi mati) hanya beberapa LSM," ujar Effendi. (Baca: Kepada Semua Kepala Daerah, Jokowi Minta Tak Ada Toleransi untuk Kasus Narkoba)

Namun, dalam kisruh KPK-Polri ini, kata Effendi, Presiden justru mendapat tekanan dari partai pendukungnya sendiri. Tekanan itu membuat Presiden tidak bisa mengambil sikap yang strategis untuk menyelesaikan kisruh ini.

"Harusnya Presiden bisa melihat urgensinya, masalah yang ada ini mendesak atau bisa ditunda. Kalau saya mengatakan, harusnya lebih cepat dipecahkan lebih baik," ucap Effendi.

Kisruh KPK-Polri bermula saat KPK menetapkan calon kapolri terpilih Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi. Tak lama setelah itu, KPK menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan menjadikannya tersangka.

Bambang dituduh meminta saksi memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di Mahkamah Kontsitusi pada 2010 lalu. Saat itu, Bambang masih menjadi pengacara.

Satu per satu pimpinan KPK kemudian dilaporkan ke polisi atas dugaan pelanggaran yang dilakukan pada masa lalu. Polri sudah menerbitkan surat perintah penyidikan terhadap tiga unsur pimpinan KPK, yaitu Abraham Samad, Zulkarnaen, dan Adnan Pandu Praja.

Presiden Jokowi baru akan mengambil keputusan terkait polemik pergantian Kapolri pada pekan depan. Menurut Jokowi, masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum dirinya mengambil keputusan final, apakah melantik atau tidak Budi Gunawan sebagai Kapolri. (Baca: Minggu Depan, Jokowi Ambil Keputusan soal Budi Gunawan)

Jumat pekan depan, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan akan membacakan putusan gugatan praperadilan yang diajukan Budi. Ia mempermasalahkan penetapan tersangkanya oleh KPK. Sidang akan dimulai Senin pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com