Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung: Kita Punya "Stok" 60 Orang yang Akan Dieksekusi Mati

Kompas.com - 20/01/2015, 12:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pemerintah Indonesia akan tetap melanjutkan eksekusi terhadap para terpidana mati meskipun berbagai pihak, termasuk negara lain, melakukan protes. Jaksa Agung HM Prasetyo menyebutkan, setelah mengeksekusi enam terpidana mati, masih ada 60 terpidana mati lainnya yang akan dieksekusi pada masa mendatang setelah seluruh proses hukum selesai.

"Kita masih punya 'stok' 60 orang yang akan dieksekusi mati," ujar Prasetyo dalam acara silaturahim dengan pemimpin redaksi media masa di Gedung Nakula, Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Prasetyo memastikan bahwa pihaknya mendahulukan eksekusi terhadap terpidana mati kasus narkotika. Namun, dia tidak dapat memastikan kapan waktu eksekusi selanjutnya dilaksanakan.

"Pokoknya Indonesia tidak akan mundur. Kita jalan terus. Indonesia harus diselamatkan," ujar dia.

Prasetyo menegaskan bahwa kejahatan narkotika adalah kejahatan kemanusiaan. Bukan menjadi musuh Indonesia saja, narkoba juga musuh dunia. Oleh sebab itu, dia yakin eksekusi mati bagi terpidana mati kasus narkotika adalah langkah yang tepat.

Seperti dikutip harian Kompas, Pemerintah RI juga yakin, hubungan bilateral dengan negara tetangga tak terpengaruh eksekusi mati terhadap lima warga negara asing, Minggu (18/1/2014). Menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, komunikasi dengan negara yang warganya dieksekusi juga terus dilakukan.

Komunikasi itu, lanjut Retno, diharapkan memberikan pemahaman yang jernih dalam melihat langkah ini sebagai upaya penegakan hukum semata.

"Kita ingin pihak lain memandang persoalan ini secara jernih. Isu ini isu kejahatan narkoba yang serius dan bisa mengganggu hidup Indonesia. Ini sudah saya komunikasikan sejak awal, dan saya kira komunikasi seperti ini akan kita lakukan kepada sahabat-sahabat kita," kata Retno, Senin, di Istana Negara.

"Kita sampaikan, Indonesia adalah negara yang bersahabat. Kita bersahabat dengan siapa pun, dan kita siap meningkatkan hubungan bilateral dengan negara mana pun. Ini masalahnya penegakan hukum dari sebuah negara berdaulat untuk memerangi kejahatan serius, yaitu kejahatan narkotika," imbuhnya.

Menlu meluruskan sejumlah pemberitaan tentang penarikan Duta Besar Brasil dan Belanda di Indonesia pasca-eksekusi mati. Menurut dia, yang terjadi bukan penarikan dubes, melainkan pemanggilan ke ibu kota negara untuk melakukan konsultasi.

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, pemimpin negara lain tentu akan menghormati hukum di negara berdaulat seperti Indonesia. Ia mencontohkan, Singapura juga menerapkan hukuman mati dan diprotes negara lain. Namun, negara itu tetap menghormati penegakan hukum di Singapura.

Sementara itu, penolakan terhadap bentuk hukuman mati di Indonesia terus disuarakan oleh para pegiat HAM. Mereka sepakat, kejahatan dalam bentuk apa pun harus diperangi, tetapi hukuman mati tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.

"Kami sepakat memerangi narkoba. Akan tetapi, hukumannya tentu bukan hukuman mati. Sistem hukum ini harus diperbaiki. Revisi undang-undang tentang KUHAP pun mesti dilakukan," kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com