Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Alutsista Kurang Memadai untuk SAR, Panglima TNI Tergiur Helikopter Seahawk

Kompas.com - 07/01/2015, 14:00 WIB


SENTUL, KOMPAS.com
 — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI masih kurang memadai untuk melakukan peran search and rescue (SAR), sebagaimana terlihat saat pencarian korban dan pesawat AirAsia.

"Evaluasi yang telah kita lakukan, ternyata alutsista yang kita miliki masih belum cukup untuk melakukan SAR. Kita perlu mendorong Komisi I DPR untuk berpikir bersama agar alutsista TNI ke depannya bisa digunakan untuk SAR," kata Panglima TNI seusai perayaan Natal bersama dengan rakyat di gedung Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/1/2015), seperti dikutip Antara.

Moeldoko mengatakan, perbaikan alutsista perlu dilakukan sehingga musibah atau kejadian serupa bisa diatasi dengan baik. Peralatan yang dimiliki oleh negara sahabat yang telah membantu melakukan pencarian korban dan pesawat AirAsia di Laut Jawa, seperti dari Amerika, Rusia, Jepang, dan Singapura, sangat canggih.

"Siapa yang tidak berminat dengan helikopter Seahawk yang dimiliki Amerika? Saya sendiri tergiur melihatnya," katanya.

Ketika ditanya soal temuan ekor pesawat AirAsia, Moeldoko enggan berkomentar karena hal itu adalah masalah teknis.

"Kalau masalah teknis, saya serahkan kepada Basarnas," katanya.

Panglima TNI menambahkan, kedatangannya ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada Selasa (6/1/2014) lalu untuk memberikan motivasi kepada prajurit TNI dan angkatan bersenjata negara sahabat bahwa bangkai pesawat AirAsia dapat ditemukan.

"Saya berikan semangat agar tidak mudah menyerah, meski cuaca kurang bersahabat," kata Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com