Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Tak Tertinggal Kapal Pencari AirAsia QZ8501

Kompas.com - 02/01/2015, 12:48 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

KUMAI, KOMPAS.com - Matahari baru terbit, Jumat (2/1/2015), ketika kapal SAR KN101 Purworejo angkat sauh dari pelabuhan Kumai, menuju ke perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Saya--fotografer Kompas.com, Roderick Adrian Mozes--dan sejumlah rekan fotografer serta awak media televisi kembali menjadi bagian dari kapal ini untuk misi pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014).

Kapal ini sedianya juga angkat sauh pada Kamis (1/1/2015) pagi, ketika harus tertunda karena harus menunggu penyidik kecelakaan transportasi dan akhirnya terkendala cuaca buruk. (Baca: Satu Kapal Pencari Puing dan AirAsia QZ8501 Gagal Angkat Sauh).

Pencarian sudah memasuki hari keenam. Kami yang akan turut berangkat bersama kapal sudah bersiap sejak pukul 02.00 WIB.

Meskipun kami menginap di tempat yang relatif dekat dengan Pelabuhan Kumai, tempat kapal pencari bersandar, rasa was-was bakal tertinggal kapal menjadi penguat mata kami terbuka dan menjadi pemaksa kaki kami melangkah ke pelabuhan sepagi mungkin.

Untungnya kapal masih bersandar. Pada pukul 05.30 WIB, kapal baru bertolak meninggalkan pelabuhan.

KOMPAS.com/Roderick Adrian Mozes Para wartawan dan fotografer yang turut dalam pencarian puing dan korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di kapal SAR KN101 Purworejo, Jumat (2/1/2015).
Di atas kapal, sebagian kawan memilih duduk sembari menikmati kopi dan mi instan, dua kenikmatan pagi yang tertunda demi mengejar kapal. Sebagian yang lain mencoba memejamkan mata sejenak, hingga kapal lebih ke tengah lautan.

Adapun beberapa fotografer dan kameramen langsung sibuk mengambil gambar dan mengabadikan beberapa kapal yang lalu lalang di sekitar kapal pencari ini.

Pencarian dimulai sepagi mungkin, karena cuaca di kawasan ini bisa berubah dengan cepat. Seperti halnya pada Kamis, cuaca pagi cukup cerah dan memungkinkan pemindahan jenazah dari kapal pencari ke Pangkalan Bun menggunakan helikopter, tetapi pada pukul 11.15 WIB saja sudah hujan lebat dan ombak bergejolak.

Terlebih lagi, Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi sudah menyatakan dalam tiga hari ini cuaca di sekitar Pangkalan Bun bakal cukup buruk terkena pengaruh cuaca dari kawasan Filipina.

Perjalanan kami dimulai, sinyal peralatan komunikasi pun bakal segera hilang. Tunggu catatan perjalanan kami--saya dan juga reporter Kompas.com Ihsanuddin di KRI Banda Aceh--mengikuti proses pencarian terkait kecelakaan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com