Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK Akan Audit Program Simpanan Keluarga Sejahtera Jokowi

Kompas.com - 08/12/2014, 18:15 WIB


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
 — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mengaudit penyaluran dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera yang digagas pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Program ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin.

"Kami akan cek nanti apakah datanya (keluarga miskin) sesuai dengan yang di lapangan atau tidak," kata Ketua BPK Harry Azhar Aziz seusai Sosialisasi BPK: Pengelolaan Keuangan Negara dan Kesejahteraan Rakyat, di Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Senin (8/12/2014).

Harry mengatakan, audit BPK ini akan didasarkan pada peraturan pemerintah, apakah menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, atau mengacu data lainnya.

"Misalnya nanti pemerintah menggunakan data 10.000 orang miskin, kemudian ternyata yang dibelanjakan ada 15.000 orang miskin, berarti yang 5.000 (orang miskin) tidak sesuai perundang-undangan," katanya.

Harry mengatakan, segala penggunaan dana pemotongan subsidi BBM akan menjadi ranah audit BPK. Penggunaannya, kata dia, akan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.

"Kami akan lihat nanti alokasi pembelanjaannya. Hasil pemeriksaannya nanti akan kami laporkan pada semester I tahun 2015," kata mantan politisi Golkar itu.

Menurut dia, BPK akan membidik proses penggunaan dana APBN, termasuk alokasi kompensasi BBM melalui mekanisme audit yang mencakup laporan keuangan kementerian, efisien atau tidaknya penggunaan dana.

"Laporan audit pemeriksaan tertentu yang akan kami elaborasikan dengan alokasi subsidi dan penggunaan belanja produktif," kata Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com