Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Kartu Sakti", Jokowi Dianggap Meniru Kebijakan SBY

Kompas.com - 18/11/2014, 16:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo dianggap telah meniru kebijakan yang pernah diterapkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu contohnya adalah kebijakan terkait tiga "kartu sakti" Jokowi.

"Kartu-kartu itu sudah jelas mengopi kebijakan mantan Presiden SBY," kata anggota Fraksi Demokrat, Agus Hermanto, saat konferensi pers di Ruang Fraksi Demokrat, Kompleks Parlemen, Selasa (18/11/2014).

Presiden Jokowi telah meluncurkan tiga "kartu sakti" yang sering dianggap oleh pengamat sebagai kompensasi bagi kenaikan harga BBM, tetapi disebut oleh Jokowi sebagai pengalihan subsidi ke sektor produktif. Tiga kartu itu adalah Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Menurut Agus, KIS merupakan salinan atas program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS). Sementara itu, KIP merupakan salinan atas bantuan siswa miskin (BSM). "Besarnya sama, jumlahnya sama, cuma yang beda dulu dibayar lewat BRI, sekarang lewat kantor pos," kata Wakil Ketua DPR ini.

Kemarin, pemerintah menetapkan kenaikan harga premium dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter, dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Pemerintah memastikan bahwa semua stok BBM tersedia sehingga tidak perlu panik dan mengantre di pom bensin.

Agus menjelaskan, pemerintah memang tidak memiliki kewajiban meminta persetujuan DPR untuk menaikkan harga BBM. Namun, ada ketentuan yang harus dipatuhi pemerintah sebelum menaikkannya, yakni bahwa harga tersebut 15 persen di atas harga maksimal yang ditetapkan di dalam APBN-P.

Adapun harga maksimal yang ditetapkan di dalam APBN-P—agar pemerintah dapat menaikkan harga jual BBM bersubsidi—adalah 105 dollar AS per barrel. Sementara itu, harga minyak dunia saat ini mengalami penurunan.

"Menurut kami, ini ada indikasi melanggar undang-undang," katanya.

Dia lebih jauh mengatakan, Fraksi Partai Demokrat berencana mengusulkan agar DPR menggunakan wewenang dan haknya untuk meminta penjelasan kepada pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kalah di Pilpres, Anies Akhirnya Kembali Bertarung di Jakarta

Kalah di Pilpres, Anies Akhirnya Kembali Bertarung di Jakarta

Nasional
Airlangga Ungkap Terjadi 'Shifting' Perdagangan ke AS, tetapi RI Belum Menikmati

Airlangga Ungkap Terjadi "Shifting" Perdagangan ke AS, tetapi RI Belum Menikmati

Nasional
Kritik Proses Pemeriksaan Hasto dan Staf oleh KPK, DPD PDI-P: Tidak Adil dan Sewenang-wenang

Kritik Proses Pemeriksaan Hasto dan Staf oleh KPK, DPD PDI-P: Tidak Adil dan Sewenang-wenang

Nasional
Anggap KPK Tidak Tepat Sita Ponsel Hasto, Politikus PDI-P: Ini Bukan Tangkap Tangan

Anggap KPK Tidak Tepat Sita Ponsel Hasto, Politikus PDI-P: Ini Bukan Tangkap Tangan

Nasional
Pemikir Bebas Melawan Kebekuan

Pemikir Bebas Melawan Kebekuan

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Umumkan Maju Pilkada Jakarta | Anies Diprediksi Tolak Duet dengan Kaesang

[POPULER NASIONAL] Anies Umumkan Maju Pilkada Jakarta | Anies Diprediksi Tolak Duet dengan Kaesang

Nasional
Tanggal 17 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MA Bisa Dikonfirmasi Buka Jalan bagi Anak Jokowi jika Kaesang Maju Pilkada, Terutama di Jakarta

Putusan MA Bisa Dikonfirmasi Buka Jalan bagi Anak Jokowi jika Kaesang Maju Pilkada, Terutama di Jakarta

Nasional
KPK Ungkap Ada Pihak Kembalikan Uang ke PT SCC

KPK Ungkap Ada Pihak Kembalikan Uang ke PT SCC

Nasional
Gubernur BI: Tren Inflasi Indonesia 10 Tahun Terakhir Menurun dan Terkendali Rendah

Gubernur BI: Tren Inflasi Indonesia 10 Tahun Terakhir Menurun dan Terkendali Rendah

Nasional
Muhadjir: Tak Semua Korban Judi 'Online' Bisa Terima Bansos, Itu Pun Baru Usulan Pribadi

Muhadjir: Tak Semua Korban Judi "Online" Bisa Terima Bansos, Itu Pun Baru Usulan Pribadi

Nasional
WNI yang Dikabarkan Hilang di Jepang Ditemukan, KJRI Cari Kontak Keluarga

WNI yang Dikabarkan Hilang di Jepang Ditemukan, KJRI Cari Kontak Keluarga

Nasional
Indonesia-Finlandia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Energi

Indonesia-Finlandia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Energi

Nasional
Anies Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Kaesang Dinilai Bisa Jadi Lawan yang Cukup Berat

Anies Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Kaesang Dinilai Bisa Jadi Lawan yang Cukup Berat

Nasional
Majelis Syariah PPP Ingatkan Semangat Merangkul Mbah Moen

Majelis Syariah PPP Ingatkan Semangat Merangkul Mbah Moen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com