Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Tiongkok atas Paracell dan Spratly Ancam Keamanan Laut Indonesia

Kompas.com - 16/10/2014, 11:48 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Negara Tiongkok yang terus mengklaim kepemilikan Kepulauan Paracell dan Spratly di sekitar Laut Cina Selatan menjadi ancaman bagi keamanan laut Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) RI, Laksda TNI Desi Albert Mamahit, Kamis (16/10/2014).

Mamahit yang memberikan sambutan pada Forum Koordinasi Keamanan Laut Bakorkamla di Manado menegaskan, dinamika politik dunia yang terjadi saat ini, telah memghadirkan suatu kompetisi antarbangsa yang cenderung mengarah pada perbuatan pengaruh tanpa batas baik secara global, regional maupun nasional.

"Wilayah yang diklaim 'Cina' juga diklaim oleh negara ASEAN lainnya. Hal ini semakin rumit karena antar sesama negara ASEAN pun melakukan klaim wilayah yang tumpang tindih," ujar Mamahit.

Menurut dia, walau Natuna tidak masuk dalam daftar yang diklaim Tiongkok, namun posisinya yang sangat dekat dengan Laut Cina Selatan serta belum adanya kejelasan klaim Cina tentang Zona Ekonomi Exlusive (ZEE) Indonesia di sekitar Natuna. Cepat atau lambat konflik itu akan berpotensi mengancam keamanan laut Indonesia baik langsung maupun tidak.

"Oleh karena itu penataan laut yang baik dan benar harus segera kita laksanakan dari mulai penanggulangan kejahatan sampai pada penataan hukum di bidang kelautan,"  tegas Mamahit.

Demi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Bakorkamla akan terus mengembangkan prinsip keefektifan dan efisiensi penggunaan dana pemerintah dalam hal menguatkan Sistem Peringatan Dini yang telah dibangun sejak tahun 2007.

Mamahit juga menegaskan bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Kelautan pada 29 September 2014 lalu, penataan laut akan menjadi lebih baik dan nantinya bangsa Indonesia dapat menjadi kekuatan maritim terbesar di dunia.

Melalui undang-undang ini juga pemerintah akan membentuk Badan Keamanan Laut yang merupakan revitalisasi Bakorkamla. Dalam enam bulan ke depan, badan baru itu diharapkan segera terbentuk. Dengan demikian diharapkan penegakan hukum yang efektif dan efisien secara komando dan kendali dapat tercipta.

Forum Koordinasi yang digelar di Hotel Aston tersebut selain diikuti oleh pihak Bakorkamla juga dihadiri oleh unsur Pemerintah Provinsi Sulut, Lantamal VIII Manado, Pemerintah Kota Bitung, TNI, Syahbandar Pelabuhan Bitung, Satker PSDKP Bitung, Polair Polda Sulut, Kejari Bitung serta beberapa pihak lainnya yang terkait dengan penanganan hukum laut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ASN yang Tarik Lengan Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tarik Lengan Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com