Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Prabowo Belum Ucapkan Selamat?

Kompas.com - 27/08/2014, 00:13 WIB
Catatan Kaki Jodhi Yudono

Sampai detik ini, Prabowo belum juga memberikan ucapan selamat kepada Joko Widodo, rivalnya dalam Pemilihan Presiden 2014 yang pada 22 Juli lalu oleh KPU dinyatakan memenangi Pilpres dengan perolehan 70.997.833 suara untuk pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebanyak 62.576.444 suara, kemudian dikuatkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi pada 21 Agustus yang menolak semua gugatan kubu Prabowo.

Memang, ucapan selamat bukanlah kewajiban yang bisa mendatangkan dosa atau hukuman jika tak dinyatakan. Ucapan selamat hanyalah etik dalam pergaulan masyarakat beradab, yang apabila dinyatakan akan mendatangkan simpati, sementara jika tak dinyatakan oleh seseorang terhadap rivalnya yang telah mengalahkannya bisa mendatangkan pandangan kurang simpati.

Itulah sebabnya, sudah galib seorang tokoh politik mengucapkan selamat kepada rivalnya yang telah mengunggulinya di dalam sebuah pemilihan presiden maupun kepala daerah. Seperti yang dilakukan Fauzi Bowo kepada Joko Widodo saat Pilgub DKI 2012. Seusai Fauzi Bowo memberikan ucapan selamat, Joko Widodo pun menyampaikan permintaan maaf.

"Saya juga mohon maaf sebesar-besarnya kalau saya ngerepotin selama ini, kalau ada kata yang tidak berkenan. Beliau mengiyakan, dan menitip salam untuk keluarga," ujar Jokowi kala itu. Hmmm... elok bukan?

Hal serupa juga dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang mengakui kekalahan partainya dan memberikan ucapan selamat kepada PDI Perjuangan yang memenangi Pemilu 2014. Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti mengapresiasi sikap Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang telah mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada partai pemenang. Menurut Ikrar, SBY telah memberikan contoh bagaimana membangun sebuah demokrasi yang baik.

Contoh lain juga dilakukan oleh John McCain terhadap Barack Obama yang telah mengalahkan dirinya dalam Pemilihan Prersiden Amerika tahun 2008. Simaklah di antara pidato McCain yang menggetarkan itu, "Saya meminta semua rakyat Amerika ... Saya meminta semua rakyat Amerika yang mendukung saya untuk bergabung dengan saya dan  tidak hanya mengucapkan selamat kepadanya, tetapi menawarkan kontribusi kepada presiden kita berikutnya. Kita akan berupaya
sungguh-sungguh untuk bersama-sama menemukan kompromi yang diperlukan guna menjembatani perbedaan-perbedaan kita dan membantu memulihkan kemakmuran kita, mempertahankan keamanan kita di dunia yang berbahaya, dan meninggalkan warisan kepada anak-anak dan cucu-cucu kita sebuah negara yang lebih baik dan lebih kuat."

"I urge all Americans ... I urge all Americans who supported me to join me in not just congratulating him, but offering our next president our good will and earnest effort to find ways to come together to find the necessary compromises to bridge our differences and help restore our prosperity, defend our security in a dangerous world, and leave our children and grandchildren a stronger, better country than we inherited."

Maka kita pun memuji mereka yang dengan rendah hati mengucapkan selamat. Di mata orang banyak, mereka yang mengucapkan selamat derajatnya tidak rendah, justru dinilai memiliki kemulyaan.
***

Ah ya, kita kembali kepada tokoh kita Prabowo Subianto yang hingga detik ini belum mengucapkan selamat kepada Joko Widodo. Tentu, yang tahu alasan pastinya cuma Prabowo dan Tuhan. Selebihnya, kita hanya menduga-duga sekalian mengingatkan betapa tak eloknya seorang pemimpin yang cuma berkaca kepada dirinya sendiri saja, tanpa menghiraukan kepatutan yang berlaku di masyarakat.

Atau mungkin, alasan Prabowo belum memberikan ucapan selamat senada dengan sikap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang mengaku tidak akan mengucapkan selamat. Alasannya, kekalahan yang diderita oleh kubunya atau partai koalisi yang mengusung pasangan Prabowo-Hatta karena dicurangi.

"Saya rasa sih nggak ya (ucapkan selamat ke Jokowi). Enggak lah. Bagaimana mau mengucapkan? Kita sudah menjalankan pemilu dengan bersih, kami juga melihat kecurangan," ujar Fadli Zon di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Barangkali, karena meneladani pimpinannya itulah, sampai hari ini para pendukung Prabowo pun belum kendur dalam keyakinan bahwa Prabowo sudah didzolimi. Oleh karena itulah, para pendukungnya pun masih galak dalam mengeluarkan pernyataan melalui jejaring sosial, terutama dalam soal pembelaan terhadap pemimpinnya maupun ketika "menghajar Joko Widodo".

Lantaran soal ini pula, sampai-sampai Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengatakan, ucapan selamat dari Prabowo Subianto atas terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden RI akan dapat meredakan emosi rakyat dan membangun tradisi politik yang baik.

“Kalau misalnya sekali memberikan ucapan selamat itu dapat meredakan emosi rakyat. Ucapan selamat itu baik untuk membangun tradisi,” kata Jimly di ruang sidang DKPP di Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com