Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau Keamanan, SBY Koordinasi dengan TNI/Polri Lewat "Video Conference"

Kompas.com - 22/07/2014, 14:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memantau situasi dan kondisi selama pelaksanan rekapitulasi suara hari terakhir yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (22/7/2014) siang dari kediamannya di Cikeas, Jawa Barat. Di sana, Presiden melakukan video conference dengan jajaran TNI/Polri.

"Tadi pagi mendapatkan laporan dari Kapolri mengenai situasi di lapangan.  Saat ini, Presiden sedang berkomunikasi langsung dengan jajaran pimpinan TNI dan Polri melalui video conference di Cikeas untuk memastikan pengendalian situjasi keamanan tetap terjaga," ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, dalam pesan singkat yang diterima wartawan.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, turut mendampingi Presiden. Menkopolhukam, lanjut Julian, melaporkan kabar terkini mengenai situasi keamanan nasional yang disebutkan terkelola dengan baik.

Julian mengungkapkan, Presiden SBY memberikan arahan kepada Menkopolhukam dan disaksikan langsung oleh jajaran pimpinan TNI dan Polri melalui video conference bahwa seluruh aparat baik Polri dan TNI  agar tetap melanjutkan tugas masing-masing dengan bertindak profesional.

Selain itu, SBY mengingatkan agar setiap posko siaga 24 jam agar situasi aman, tenang dan  damai tetap terjaga.

Ada pun hari ini, KPU akan meneruskan rekapitulasi suara tingkat nasional. Pada pukul 16.00 nanti, KPU akan mengumumkan Presiden dan Wakil Presiden pilihan Rakyat Indonesia.

Sejumlah pengamanan dilakukan untuk mengantisipasi bentrok akibat putusan KPU itu. Area sekitar KPU juga sudah diblokir sehingga tidak bisa dilintasi pengendara. Polisi juga menerapkan pengamanan berlapis.

Presiden mengimbau agar pihak yang kalah bisa menerima kekalahan karena menerima kekalahan adalah sebuah tindakan yang mulai. Apabila ada pihak yang tidak menerima hasil rekapitulasi KPU, Presiden SBY mengingatkan agar tetap menempuh cara damai dan sesuai dengan konstitusi yakni melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com