Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Karier Bagus Eks Tim Mawar, Ini Penjelasan Panglima TNI

Kompas.com - 28/05/2014, 20:57 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, hukuman terhadap personel TNI bisa ditinjau ulang jika personel yang bersangkutan menunjukkan perubahan perilaku yang baik. 

Moeldoko mengatakan hal ini di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014), menanggapi laporan yang menyebut bahwa anggota tim Mawar yang menculik para aktivis pada tahun 1998 ternyata memiliki karier militer yang baik (baca: Para Penculik Aktivis Ternyata Punya Karier Militer Bagus). 

Laporan yang dibuat seorang peneliti dan wartawan lepas Made Supriatma dimuat di situs Indoprogress dengan judul "Melacak Tim Mawar" pada Selasa (27/5/2014). 

Berdasarkan penelitian Made, para penculik itu, yang dikenal sebagai anggota tim Mawar dari Kopassus, ternyata tidak menanggung akibat berarti dari tindakan kriminal yang pernah mereka lakukan.

"Dalam kurun waktu tertentu ada peninjauan, jika ada iktikad baik dari prajurit, maka komandan akan membuat kebijakan pangkatnya akan disesuaikan," ujar Moeldoko.

Moeldoko menuturkan, di dalam proses hukum di militer, jika ada prajurit yang dinyatakan bersalah, pasti akan mendapatkan hukuman. Ada berupa hukuman fisik dan hukuman administrasi. Dalam hukuman administrasi, kata dia, prajurit yang bersangkutan bisa dipecat, diturunkan pangkatnya, atau ditunda kenaikan pangkatnya.

Namun, lanjut Moeldoko, pada kurun waktu tertentu, akan ada peninjauan terhadap prajurit tersebut. Jika dalam peninjauan tersebut ada perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik, maka komandan yang bersangkutan dapat membuat kebijakan dengan menyesuaikan pangkat dari prajurit tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com