Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Minta WNI Jangan Panik Terkait Virus Mers di Saudi

Kompas.com - 29/04/2014, 20:38 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono meminta warga negara Indonesia (WNI) tidak panik atas penyebaran Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) di Arab Saudi. Menurut Agung, Kementerian Kesehatan tengah menangani masalah tersebut. Pemerintah Indonesia, katanya, telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Riyadh dan Konsulat Jenderal di Jeddah.

"Yang penting jangan panik masyarakat karena Kemenkes sedang menangani dan kami sudah komunikasi dengan KBRI di Riyadh, dan Konjen di Jeddah," kata Agung di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/4/2014).

Pernyataan ini disampaikan Agung menyusul tewasnya seorang WNI di Arab Saudi karena terjangkit MERS-CoV.

Menurut Direktur Jenderal Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama melalui siaran pers, WNI yang meninggal ini sudah lama tinggal di Arab, dan bukan jamaah umroh. Dia dirawat di RS King Saud Jeddah sejak 20 April 2014 dengan dugaan terinfeksi virus corona.

Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan hal yang sama. "Itu (korban) memang sudah lama tinggal di situ (Arab)" ujarnya, di Istana Negara.

Menurut Nafsiah, yang harus diwaspadai Indonesia saat ini adalah kemungkinan jamaah umroh membawa virus tersebut ketika kembali ke Indonesia. Nafsiah mengklaim pihaknya terus menerus melakukan upaya pencegahan, termasuk imbauan.

"Wah sudah terus menerus ya," kata Nafsiah.

Sebelumnya, terkait penyebaran virus MERS, Menteri Kesehatan Arab Saudi Abdullah al-Rabiah dipecat. Menurut pernyataan Departemen Kesehatan Arab Saudi, tercatat 261 orang terinfeksi dan 81 orang meninggal di Arab Saudi karena virus ini.

Data dari badan kesehatan PBB WHO menginformasikan sebanyak 243 laboratorium dari penjuru dunia mengonfirmasi status virus ini, termasuk 93 kematian sejak virus ini ditemukan pada tahun 2012. WHO memantau perkembangan virus Mers dan memastikan bahwa larangan bepergian belum perlu diberlakukan.

Virus Mers termasuk dalam kategori Coronavirus, sama dengan flu normal dan SARS. Virus ini pertama kali terkuak pada bulan Juni 2012 di Arab Saudi. Dugaan awal virus ini ditularkan dari kontak dengan binatang, walau pun ada beberapa kasus disebabkan kontak antarmanusia.

Menurut data terakhir, Mers kini sudah menyebar di Jordania, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Perancis, Jerman, Italia, Tunisia, dan Inggris. Pakar kesehatan Inggris menekankan bahwa risiko penyebaran virus ini sangat rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com