Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasionalisme Tuan Presiden

Kompas.com - 22/04/2014, 17:13 WIB

Pertanyaannya berikut, siapa lalu yang mampu mengelola republik ini di bawah panji-panji nasionalisme? Beberapa nama sudah berseliweran. Rakyat pun sudah kenyang dihujani berbagai janji. Persoalannya, janji adalah ujaran yang tak bersandar pada kekinian. Janji melulu soal masa depan.

Siapa pun bisa berjanji di tahun politik ini. Namun, kita harus awas membedakan antara janji dan komitmen. Janji tak bersandar pada rekam jejak, sementara komitmen justru sebaliknya. Seorang mantan koruptor bisa saja berjanji untuk memberantas korupsi. Namun, dia tidak bisa berkomitmen terhadap janjinya sebab rekam jejak berkata lain.

Nasionalisme membutuhkan rekam jejak yang gamblang. Komitmen seorang terhadap nasionalisme diuji pada saat-saat kritis. Saat, misalnya,  kepala daerah menghadapi pilihan yang sulit: memberikan izin kepada waralaba asing atau merehabilitasi pasar tradisional. Keduanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, yang pertama berpihak pada konsumerisme kelas menengah, sementara yang kedua pada lapangan pekerjaan bagi para pelaku usaha kecil.

Rekam jejak menyimpan integritas. Integritas adalah konsistensi dan ketahanan etis. Nasionalisme membutuhkan konsistensi. Seorang pemimpin tidak bisa sesekali memperhatikan kepentingan nasional, tetapi di lain waktu meloloskan protokol internasional yang mengancam kepentingan nasional. Dia juga  tidak bisa meneken undang-undang jaminan sosial nasional, tetapi mengulur-ulur terbitnya peraturan turunan akibat lobi perusahaan asuransi asing.

Nasionalisme juga membutuhkan keberanian. Keberanian bukan sesuatu yang sekadar diteriakkan di atas podium. Pemimpin harus berani menegosiasi ulang semua kontrak karya yang merugikan republik. Semua pinjaman luar negeri dengan bunga yang tidak masuk akal harus berani ditolak. Segenap hibah dengan syarat-syarat tertentu yang di kemudian hari merugikan juga harus ditolak.

Nasionalisasi perusahaan asing juga bukan sesuatu yang tabu dilakukan. Saat-saat kritis menuntut langkah-langkah dramatis. Pemimpin kita nanti jangan kalah dengan seorang perempuan Argentina bernama Cristina Fernandez. Cristina berani menasionalisasi perusahaan Spanyol demi kepentingan rakyatnya.

Seorang presiden bisa datang dari beragam latar belakang, mulai dari pengusaha, akademisi, sampai militer. Namun, nasionalisme tidak mengenal latar belakang. Seorang akademisi bisa saja lebih nasionalis ketimbang mantan petinggi militer. Profesi tidak sebangun dengan konsistensi terhadap ideologi. Konsistensi tersebut ditempa oleh pengalaman politik yang lama dan penuh dinamika.

Oleh sebab itu, siapa pun  dia  haruslah seorang politisi. Politisi bukan dia yang piawai merebut kekuasaan, tetapi cakap memanfaatkan kekuasaan bagi kepentingan bangsa dan negaranya.  Dia yang memakai kekuasaan untuk mendapatkan komisi dari lembaga-lembaga keuangan asing jelas bukan politisi.

Apa pun, tahun ini kita akan mendapatkan presiden baru. Sekilas, semua kandidat sepertinya berpegang pada nasionalisme. Mereka tampil layaknya pembela terdepan kepentingan bangsa dan negaranya. Namun, nasionalisme tidak bisa ditemukan pada kesan-kesan yang dibangun iklan. Nasionalisme, sekali lagi, tersimpan dalam rekam jejak, konsistensi, dan keberanian. Semoga kita memperoleh pemimpin sedemikian.

Donny Gahral Adian,  Konsultan Politik di Hendropriyono and Associates Strategic Consulting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com