Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitung Cepat "Kompas" Tunggu Suara dari Indonesia Timur

Kompas.com - 09/04/2014, 13:59 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Harian Kompas melakukan hitung cepat Pemilu Legislatif 2014 untuk mengetahui pemungutan suara dari seluruh wilayah di Indonesia, Rabu (9/4/2014). Namun, hitung cepat Kompas saat ini masih menunggu perhitungan suara dari wilayah Indonesia timur.

"Kita masih menunggu perhitungan suara dari Indonesia timur karena perbedaan waktu di sana," ujar Manajer Litbang Kompas Harianto Santoso di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta, Rabu.

Harianto menjelaskan, ada tim penyurvei di setiap tempat pemungutan suara (TPS) yang akan mengirimkan hasil perhitungan suara. "Ada surveyor di sana yang akan mengirim SMS hasil perolehan suara. Di sini diterima, diproses, nanti ada yang konfirmasi," katanya.

Hasil hitung cepat akan diumumkan setelah proses pemungutan suara selesai dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Litbang Kompas sebagai lembaga riset independen sudah mulai berkiprah melakukan riset survei sosial sejak 1977.

Survei Kompas yang berkaitan dengan pemilu pun telah dilakukan sejak 1987. Namun, partisipasi Litbang Kompas dalam menyajikan hitung cepat mulai dilakukan kali pertama pada 2007 saat Pilkada DKI Jakarta. Hitung cepat kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pilkada di Jawa Barat (2008 dan 2013) serta Jawa Timur (2008 dan 2013).

Untuk memberikan informasi yang obyektif, independen, dan mencerahkan masyarakat, Litbang Kompas mengambil 2.000 jumlah sampel TPS dan responden di seluruh Indonesia. Penentuan sampel dilakukan dengan metode sampel acak stratifikasi sistematis dari daftar pemilih tetap. Dengan metode ini, sampel yang terpilih tersebar di 34 provinsi yang jumlahnya proporsional dengan jumlah pemilih. Dengan demikian, diharapkan hasil hitung cepat Litbang Kompas menjadi presisi, seperti sebelumnya yang hanya memiliki selisih di bawah 1 persen dari hasil perhitungan akhir KPU.

Untuk menjaga kredibilitas dan independensi, kegiatan rangkaian riset pemilu dan hitung cepat dilakukan secara mandiri, baik pelaksanaan maupun pembiayaannya. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 10.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Relawan sebagai tenaga lapangan yang bertugas sebagai petugas survei (pewawancara) dan pengolah data berjumlah 2.780 orang. Para relawan berasal dari kalangan mahasiswa dan masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun untuk mencapai presisi, hitung cepat ini juga melibatkan 8.000 narasumber untuk verifikasi data yang berasal dari panitia pemungutan suara (PPS), ketua RT, serta kepala desa atau lurah di lokasi sampel.

Hitung cepat Litbang Kompas ini bukan merupakan hasil final perolehan suara Pemilu Legislatif 2014. Komisi Pemilihan Umum akan mengumumkan hasil resmi rekapitulasi suara pemilu legislatif pada awal Mei atau satu bulan seusai pemungutan suara hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com