Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Gaya "Berapi-api" Prabowo seperti Bung Karno

Kompas.com - 30/03/2014, 11:53 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gaya kampanye bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto dikritik berbagai pihak. Gaya kampanye Prabowo yang menyerang lawan-lawan politiknya, terutama bakal capres partai lain, dinilai tidak baik bagi publik. Bagaimana tanggapan pihak Gerindra?

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, tidak ada masalah dalam gaya kampaye Prabowo. Pasalnya, Prabowo tidak menyebut nama, lembaga, dan partai. Menurutnya, kampanye Prabowo tidak akan menurunkan elektabilitas Gerindra menjelang pemilu legislatif. Justru sebaliknya, kata dia, Gerindra bakal memenangi Pileg.

Fadli menilai, gaya Prabowo memiliki kesamaan dengan Presiden Pertama Indonesia Soekarno. Menurutnya, ekspresi Prabowo yang berapi-api merupakan hal yang wajar, sama seperti gaya Bung Karno saat berpidato.

"Kalau pidato tegas, lugas, saya kira ekspresi berapi-api seperti Bung Karno," ujar Fadli saat dihubungi kompas.com via telepon, Minggu (30/3/2014).

Ketika disinggung soal pernyataan Prabowo agar rakyat tidak memilih "pemimpin boneka", Fadli mengatakan, hal tersebut hanya ekspresi Prabowo untuk mengingatkan masyarakat agar jangan memilih "pemimpin boneka". 

Menurutnya, masyarakat Indonesia ingin pemimpin yang tegas, lugas, dan tidak mencla-mencle. Bukan pemimpin yang membohongi rakyat dan ingkar janji.

Sebelumnya, pengamat politik Tjipta Lesmana menilai terlalu sadis sindiran yang dilontarkan Prabowo selama kampanye, salah satunya soal capres boneka. Ia menilai pernyataan Prabowo itu diarahkan kepada bakal capres PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi.

"Prabowo ini gusar, menganggap Mega sebagai pengkhianat. Saya bilang, Prabowo stop menghantam. Kampanye itu menanamkan attitude di otak rakyat. Jangan hantam sana-sini karena itu enggak akan efektif," ujar Tjipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Bawas MA Bakal Periksa Majelis Hakim Gazalba Saleh jika Ada Indikasi Pelanggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com