Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Jokowi, Golkar Disarankan Cukup Usung Cawapres

Kompas.com - 16/03/2014, 15:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang, mendesak partainya mengubah skenario mengusung calon presiden menjadi calon wakil presiden. Menurut Zainal, hal itu perlu dilakukan untuk merespons dinamika politik nasional terkini.

Zainal menuturkan, dengan ditetapkannya Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, maka ia tidak yakin bahwa Partai Golkar mampu memperoleh hasil baik pada pemilu legislatif. Dengan begitu, Partai Golkar dianggapnya akan sulit bila terus memaksakan mengusung Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden.

"Kayaknya Jokowi akan menang. Golkar tak punya kans mengusung capres," kata Zainal, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014).

Zainal melanjutkan, satu-satunya peluang Partai Golkar dalam menghadapi pemilu presiden adalah dengan cara menawarkan calon wakil presiden untuk berkoalisi bersama PDI-P.  Berdasarkan hitung-hitungannya, PDI-P kemungkinan besar akan tertarik berduet dengan Partai Golkar untuk menghadapi pemilu presiden. Pertimbangannya, menurut Zainal, Partai Golkar merupakan salah satu partai besar yang akan mendapatkan suara potensial dalam pemilu legislatif.

Koalisi dengan Partai Golkar akan memudahkan PDI-P dalam menguasai dinamika politik di parlemen. Walau demikian, penetapan calon wakil presiden yang akan diusung Partai Golkar juga tak mudah dilakukan. Sebagai Ketua Umum Golkar, Ical didapuk menjadi calon presiden, bukan calon wakil presiden sehingga perlu mekanisme khusus untuk mengubah skenarionya.

"Masalahnya, legitimasi Ical itu capres, bukan cawapres. Ical mau enggak, turun kelas jadi cawapres? Nah, makanya Golkar perlu gelar rapimnas untuk mencari cawapres," ujarnya.

Ia melanjutkan, rapimnas itu harus segera digelar untuk meredam gejolak yang terjadi di internal Partai Golkar. Alasannya cukup mendesak. Selain untuk merespons dinamika politik, rapimnas juga harus segera digelar karena tak mampunya Ical dalam mendongkrak elektabilitas Partai Golkar.

"Kalau tak dievaluasi, pergolakan di internal Golkar akan terangkat ke permukaan setelah pileg," tandasnya.

Rumor penggoyangan Ical sebagai calon presiden Partai Golkar beberapa kali muncul dari Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai dan Priyo Budi Santoso. Yorrys mengatakan bahwa kini mulai muncul opsi Golkar mengusung capres dari pihak eksternal dan cawapres dari pihak internal.

Opsi tersebut muncul dari hasil pengamatan elektabilitas Ical yang stagnan dan elektabilitas Partai Golkar yang melorot di bawah bayang-bayang PDI Perjuangan. Menurut Priyo, evaluasi terhadap Ical akan terjadi jika perolehan suara pada pemilu legislatif jauh dari angka yang ditargetkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Nasional
Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

Nasional
Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com