Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmadiyah Paling Sering Jadi Korban Intoleransi Sepanjang 2013

Kompas.com - 16/01/2014, 22:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jemaah Ahmadiyah paling sering menjadi korban intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama sepanjang tahun 2013. Hal tersebut berdasarkan temuan Setara Institute yang dirilis di Jakarta, Kamis (16/1/2014). Setara mencatat, terdapat 222 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama yang terjadi sepanjang tahun 2013. Sebanyak 59 di antaranya menimpa para jemaah Ahmadiyah.

"Ahmadiyah menjadi yang paling banyak karena sentimen di dalam masyarakat yang menilai ajaran mereka sesat," kata peneliti Setara Institut, Bonar Tigor, saat memaparkan temuannya.

Kelompok korban terbanyak kedua adalah umat Kristiani. Tercatat sebanyak 48 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dilakukan oleh kaum intoleran terhadap kelompok ini. Urutan ketiga ditempati oleh penganut Syiah, yakni sebanyak pelanggaran 23 kali. Umat Islam umum yang tidak menganut aliran tertentu juga kerap menjadi korban intoleransi, yakni 11 kali menjadi korban pelanggaran.

Sementara umat Buddha dan Hindu menjadi agama yang paling sedikit menjadi korban intoleransi. Umat Buddha tercatat sebanyak dua kali kebebasan beragamanya dilanggar, sementara umat Hindu satu kali.

Tigor menjelaskan, sebenarnya kelompok-kelompok minoritas ini tidak lebih lemah daripada kaum intoleran. Hanya, mereka kerap kali tidak menyerang balik atas arahan yang diberikan oleh pemuka agama mereka.

"Jadi, mereka tidak melakukan itu, selain hal tersebut tidak dibenarkan dalam ajaran agama, mungkin supaya tidak terjadi konflik berkepanjangan juga," ujarnya.

Tigor menjelaskan, mengingat yang menjadi korban pelanggaran dalam konteks ini adalah kelompok agama tertentu, otomatis yang menjadi sasaran tindakan pelanggar adalah tempat ibadah. Gereja adalah tempat ibadah yang paling sering dijadikan target oleh kaum intoleran, sebanyak 21 peristiwa.

"Di gereja-gereja ini umumnya terjadi penyegelan, gangguan, atau pengusiran mereka yang sedang beribadah," jelasnya.

Tempat kedua yang terbanyak adalah masjid dengan 17 kali peristiwa. Tigor menjelaskan, masjid di sini umumnya adalah masjid jemaah yang menganut aliran-aliran Islam tertentu, seperti Syiah dan Ahmadiyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Nasional
KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com