Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Bom Milik Terduga Teroris Ciputat Meledak

Kompas.com - 01/01/2014, 11:40 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menemukan enam bom rakitan dari dalam rumah kontrakan terduga teroris yang digerebek di Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013). Dari enam bom yang ditemukan, satu di antaranya ditemukan sudah meledak.

"Ada satu buah bom yang meledak. Bom yang meledak itu adalah yang terbuat dari pipa PVC," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di sekitar lokasi penggerebekan, Rabu (1/1/2013).

Dikatakan Boy, enam bom rakitan tersebut dibuat dari dua bahan berbeda, yaitu tiga dari pipa PVC dan tiga dari pipa besi. Pada sejumlah bom tersebut juga ditemukan rangkaian paku.

Menurut Boy, ada kesamaan bentuk bom rakitan yang ditemukan dengan bom pipa rakitan yang ditemukan di sebuah warteg di Ciputat, saat perayaan Natal 2013 lalu. Namun, Boy belum dapat memastikan apakah kedua bom tersebut berasal dari pelaku yang sama.

Hingga saat ini, Boy menyatakan, Tim Pusat Laboratorium Forensik Polri masih menyelidiki kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam bom tersebut. Oleh karena itu, belum dapat dipastikan apakah bom itu termasuk bom berdaya ledak rendah atau bom berdaya ledak tinggi.

Kendati demikian, ia memastikan jika bom itu meledak maka akan dapat menyebabkan kematian orang yang berada di sekitarnya. "Saat ini bom tersebut telah kita amankan untuk diperiksa," ujarnya.

Densus 88 menggerebek sebuah rumah kontrakan di Gang H Hasan, Jalan KH Dewantoro, RT/ RW 04/07, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013). Rumah kontrakan tersebut disewa oleh Nurul Haq alias Dirman.

Enam orang termasuk Hendi Albar tewas ditembak saat petugas terlibat aksi baku tembak dengan pelaku. Dari jumlah tersebut, lima orang tewas di rumah dan seorang lainnya tewas ditembak saat akan meninggalkan rumah kontrakan.

Masih dalam penggerebekan tersebut, seorang ditangkap petugas. Namun, belum dapat dipastikan apakah ia termasuk dalam kelompok jaringan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ASN yang Tarik Lengan Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tarik Lengan Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com