Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2013, 08:43 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Pada Rabu pagi yang masih berkabut, dalam perjalanan dari Bandara Hong Kong international Airport menuju kota Hongkong, saya duduk bersebelahan dengan Harry waluyo, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek.

Pada perjalanan tersebut, kami berbincang mengenai kunjungan kami ke Hongkong dan Schenzen, keduanya termasuk ke dalam teritori Republik Rakyat China dari tanggal 3 hingga 8 Desember 2013 lalu.

"Perjalanan kali ini masih ada kaitannya dengan acara PPKI (Pekan Produk Kreatif Indonesia), sebuah acara yang diselenggarakan untuk mengukur kemampuan kreativitas yang kita miliki dalam bidang desain," ucap Harry membuka percakapan.

Maka, membicarakan PPKI, berarti juga memperbincangkan tentang potensi budaya yang bisa dikembangkan menjadi ekonomi kreatif, sebuah upaya untuk menjadikan budaya tak hanya mandeg sebagai “lelaku” yang bisa aus dimakan zaman jika tak dirawat dan bermanfaat bagi
masyarakat.

Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) yang digelar pada 27 November - 1 Desember 2013 di Epicentrum Walk, Jakarta. Event tahunan ini menyajikan daya kreativitas sekaligus mengembangkan potensi ekonomi kreatif. Mengusung tema "Kreatif dan Kompetitif", acara ini akan diikuti pemuda kreatif dari seluruh Nusantara.

Memasuki tahun ke-4, PPKI menyuguhkan berbagai program,  termasuk pertunjukan seni, pameran, konvensi, seminar, talk show kreatif, dan kegiatan kreatif lainnya. Acara ini diharapkan dapat menjadi forum untuk berbagi ide dan pengetahuan kreatif, mendorong daya kreativitas di kalangan generasi muda, memperkuat jaringan kreativitas, dan menyebarkan semangat creativepreneurship  di masyarakat.

Pekan Produk Kreatif Indonesia juga bertindak sebagai media bagi warga kreatif Indonesia untuk memamerkan daya kompetitifnya melalui berbagai macam kreasi dan prestasi.

PPKI diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didukung oleh 15 sektor ekonomi kreatif Indonesia. Sektor ekonomi kreatif dimaksud adalah arsitektur, desain, fashion, film, video dan fotografi, kerajinan, musik, teknologi informasi, permainan interaktif, seni rupa, percetakan dan penerbitan, seni pertunjukan, periklanan, penelitian dan pengembangan, kuliner, serta televisi dan radio.

"Nah, dari 15 sektor tersebut, sebenarnya kita sudah memiliki beberapa potensi yang sangat kuat dan telah diakui oleh dunia melalui UNESCO sebagai warisan dunia," terang Harry di antara deru kendaraan yang melintas di atas jembatan, meninggalkan Bandara internasional Hongkong.

Harry pun lantas mencontohkan, betapa hasil budaya bangsa Indonesia sudah diakui dunia, baik keberadaannya, estetikanya, maupun manfaatnya.

Pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui Batik Indonesia sebagai benda Warisan Budaya Dunia, mengikuti Keris Indonesia yang sudah diakui sebelumnya, dan Wayang Kulit. Berikutnya Angklungmenyusul diakui UNESCO pada tanggal 18 November 2010 sebagai warisan budaya dunia.

Baru-baru ini Tari Saman asal Gayo Lues, Aceh juga dikukuhkan dalam List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding UNESCO pada 24 November 2011. Dalam bidang tekstil, Sumatera menghasilkan sarung tenun emas dan perak terbaik, yang dikenal sebagai songket. Wanita di Sulawesi Selatan membuat sutra tenunan berwarna-warni, sementara Bali, Flores dan Timor menghasilkan beberapa tekstil terbaik dari serat alami dengan menggunakan motif rumit.

Dalam kerajinan kayu, perajin Bali memproduksi patung yang indah, seperti halnya suku Asmat di Papua, baik tradisional maupun modern.  Pengrajin di Jawa Tengah menghasilkan perabotan ukir yang halus sedangkan pembuat kapal dari bugis Sulawesi Selatan terus membangun kapal layar  "Phinisi" yang agung di  laut Indonesia sampai hari ini.

Berbagai jenis perbedaan budaya dan tradisi di seluruh negara ini juga dinyatakan dalam acara yang banyak dan menarik, baik acara agama atau acara terkenal yang diselenggarakan sepanjang tahun. Anda dapat melihat upacara agama Hindu Dharma yang meriah diadakan terus menerus di Bali, prosesi pemerintahan selama Sekaten di Yogyakarta, serta Festival Tabot di Bengkulu. Sumatera, untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Upacara Waisak agama Budha diadakan setiap tahun di sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong Cina di Manado. Sedangkan Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya diadakan di pulau Sulawesi, dan upacara Kasada yang diadakan setiap akhir tahun di Gunung Bromo, Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek moyang dan para Dewa.

Lalu, ada juga perayaan dalam bentuk perang suku di Lembah Wamena Papua, karapan sapi di Madura yang diadakan sebagai ungkapan syukur setelah panen, juga festival “nyale” di Lombok yaitu acara mencari cacing laut pada bulan Februari, dan masih banyak lagi acara yang diselenggarakan di seluruh pulau. Dan acara puncaknya Nyepi yaitu hari besar umat Hindu di Bali  merupakan hari meditasi dimana semua lampu, api, suara, termasuk pesawat dan mobil dilarang beroperasi dalam 24 jam. Nyepi menjadi tradisi internasional yang dapat mengurangi polusi dan pemanasan global.

Indonesia juga kaya dengan pentas seni. Sendra Tari Ramayana yang indah digelar pada musim kemarau di pelataran Candi Prambanan saat sinar bulan purnama. Tari-tarian Indonesia sangat beragam, dramatis, dan menghibur. Mulai dari tari yang bersinkronisasi yaitu tari saman dari Aceh sampai tarian yang gemulai dari Jawa yang diiringi suara gamelan,  atau tari perang di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.

Pengaruh Cina dapat terlihat di sepanjang Pantai Utara Jawa mulai dari motif batik Cirebon dan Pekalongan sampai mebel dan pintu ukiran yang halus dari Kudus, Jawa Tengah. Ada juga baju pengantin sulam emas yang rumit dirangkai begitu elok dari Sumatra Barat.

Indonesia tidak melulu kebudayaan warisan leluhur. Saat ini, dalam bidang musik, di ibukota Jakarta, Java Jazz Festival menjadi acara music  jazz tahunan bagi musisi jazz Indonesia dan mancanegara. Indonesia juga bangga memiliki beberapa band ternama,  penyanyi rock dan pop terbaik. Band seperti Nidji, Ungu, Slank, dan penyanyi seperti Iwan Fals, Rossa, Anggun, Agnes Monica, Krisdayanti, Ari Lasso, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka tidak pernah gagal membuat sensasi panggung bahkan telah menghibur penggemarnya hingga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.


Bersama kami, memang ada 20 orang yang terpilih dari 340 karya dari berbagai disiplin desain. Kurasi karya ini merupakan pintu masuk untuk memilih 20 Desainer Terpilih Reka Baru Dedsain Indonesia (RBDI) 2013. RBDI lebih menekankan pada pembinaan SDM kreatif secara berkesinambungan sesuai dengan tugas kementerian POarekraf. Potensi desainer ke depan lebih menjadi prioritas pada seleksi RBDI, untuk itu Tim Kurator bekerja keras untuk memilih Desainer Terpilih melalui karya-karya  hebat yang diikutsertakan.

Tim Kurator teridiri Merwan Yusuf, Irvan A. Noe’man, Rustam Hakim Manan, Abdi Ahsan, Diana Nazir, Susan Budihardjo, Budi Pradono, Hanny Kardinata, dan Sri Yulianti.

Sementara mereka yang terpilih adalah Andhika Lukas Prakarsa dengan judul desain STROJAV “Street of Java”, Arief Budiman (Paradesa – beyond food & branding), Arief Priyono Susilo Ahmad (JAG, Urban character kota Jakarta), Cynthia  (“Website Angkutan Umum : Naik Angkot.com”), Chairun Ramadhan Siregar (Anythinks), Dika Gusti Nugraha (Bar Way), Edythia Indrasswary Nabella (Leather Brown Hat Belt), Esther Prawira (Fisheries and Marine Science Centre T.A.O.7.R), Firza Utama (Adaptive Skin 4D), Handoko H. Hendroyono (DO.ART 100% Art 100% Creative. 100% Local), Hagung Kuntjara SW. (Buku Cerita Anak “Ke Setu Babakan Yuk!”), Harry Anugerah Mawardi (Alien Stool), Ilhamia Nuantika (PALAS LAMP), Jovita Adeline Kresnan (AMMAS), Lucky Ibrahim (Kentjur Sriwedari), Mansell Mulyadi (All new ULCO -Ulekan-Cobek), Muhammad Imam Tobroni (Rekontruksi Virtual Candi Borobudur dengan Augmented Reality berbasis Android), Petrianika N. Rumeksa (Sarat Serat), Rizna Eka Nursanti (Konsep Modular-Dual Face sebagai Solusi Pemanfaatan Limbah Kayu), Vincent Heryanto (Mangrove Visitor Points)

Menurut Harry, perjalanan ke Hong Kong adalah hadiah bagi mereka yang teripilih untuk menambah ilmu dan wawasan. Itulah sebabnya, mereka diikutkan dalam acara Business of Design Week (BODW), sebuah pameran desain tingkat dunia hasil kerjasama antara pemerintah Hong Kong dan Belgia yang melibatkan banyak negara.

Harry ingin, ajang RBDI tak hanya brrhenti di momen selebrasi, dan setelahnya tak menjadi apa-apa. Menurut Harry, mereka yang terpilih tahun ini justru baru memulai etape perjalanan karier mereka sebagai desainer dan sekaligus awal untuk berkarya demi kemajuan Indonesia.

Sebutlah, perjalanan menengok ajang sebesar BODW adalah upaya menguak dunia dan berkenalan dengan ide-ide besar para pemikir dan desainer tingkat dunia, "Supaya mereka tak menjadi jago kandang dan katak dalam tempurung," tutur Harry.

Bus terus melaju, menuju Schenzen siang itu. Kantuk dan penat benar-benar melanda kami. Namun, sebelum sopir lebih jauh memacu kendaraannya menuju stasiun kereta, Alex yang menjadi tour leader, menggiring kami masuk ke restoran untuk mengisi perut. Kantuk sementara hilang, demi melihat sederet menu berjejer di atas meja makan. Di sana ada bakpao, udang goreng, bubur ayam, tumis kailan, dan lain-lain. "Mari kita santap!" Entah siapa yang berteriak begitu, serempak kami pun menyerbu hidangan. Hmmmm.....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com