Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Data Pemilih Tak Dapat Diberi NIK

Kompas.com - 03/12/2013, 19:16 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Muhammad mengatakan, puluhan ribu data pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) tidak dapat diberikan nomor induk kependudukan (NIK). Pasalnya, KPU tidak dapat membuktikan keterpenuhan identitas kependudukan pemilih tersebut.

"Ada kurang lebih sekian puluh ribu (data pemilih), itu yang belum diberikan NIM oleh Dukcapil (Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri). Itu disebabkan KPU belum bisa meyakinkan pemerintah terhadap keterpenuhan identitas kependudukan," ujar Muhammad seusai rapat dengan KPU dan Kemendagri di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2013).

Ia menuturkan, pihaknya akan memberikan rekomendasi kepada KPU agar data itu dilengkapi. Namun, lanjut dia, jika hingga dua minggu sebelum pemungutan suara, keberadaan pemilih tetap tidak dapat dipastikan, maka nama yang bersangkutan harus dihapus dari DPT.

"Kalau sampai dua minggu sebelum hari H, memang tidak bisa diyakinkan keberadaan orang itu, dan ada informasi dari masyarakat bahwa orang itu tidak ada, atau tidak bisa dipertanggungjawabkan identitasnya, harus. Supaya tidak menjadi potensi pemilih ganda," kata dia.

Muhammad mengatakan, angka puluhan juta itu didapat dari cermatan pihaknya pada 10,4 juta data pemilih yang bermasalah dalam DPT. Selain angka tersebut, kata Muhammad, Bawaslu mengelompokkan dua kategori masalah data lain.

Dia mengatakan, kategori kedua adalah 7,1 juta data pemilih yang sebenarnya memiliki NIK. Namun, sebelumnya, baik KPU maupun pemilih yang bersangkutan belum menemukannya. "7,1 juta itu ternyata memiliki NIK di DP4 (daftar penduduk potensial pemilih pemilu). Jadi sesungguhnya NIK-nya ada, setelah dipastikan oleh Dirjen Dukcapil ditemukan angka itu," ujar Muhammad.

Dilanjutkan Muhammad, ada 3,3 juta data yang sudah diverifikasi oleh KPU. Atas data itu, katanya, Kemendagri telah memberikan NIK. "Dirjen Dukcapil sudah memberikan tiga koma sekian juta NIK berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan KPU," lanjut dia.

Sebelumnya, KPU mengatakan, belum dapat menemukan NIK atas 3,3 juta pemilih. "Sekarang, berapa banyak yang NIK itu tidak ditemukan? Itu sekitar 3,3 juta," ujar Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay.

Dia menuturkan, KPU dengan KPU daerah akan melakukan rapat koordinasi terkait pemberian NIK bagi pemilih yang tidak memiliki NIK tersebut. Ia memastikan, Rabu (4/12/2013) esok, NIK itu telah diberikan.

"Besok akan dipastikan pemberian NIK-nya. Siang ini kami juga akan bertemu KPU kabupaten/kota dan provinsi untuk memastikan berapa banyak pemilih yang harus diberikan NIK-nya," ujar Hadar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com