Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung Cibir Politisi Instan

Kompas.com - 08/11/2013, 17:00 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mencibir keberadaan para politisi instan di panggung politik Indonesia. Menurut Akbar, keberadaan para politisi ini sangat mengganggu citra partai politik karena tujuannya hanya untuk mencari keuntungan pribadi.

"Politisi instan, akhirnya muncul peristiwa korupsi dan transaksional politik yang sangat kuat. Padahal memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencetak kader politik," kata Akbar dalam diskusi di Kantor Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) di Jakarta, Jumat (8/11/2013).

Akbar berharap semua partai politik kembali melakukan penataan, terutama yang menyangkut penguatan institusi partai politik. Ia memberikan empat catatan yang harus diperhatikan pada semua partai politik.

Pertama, mengenai nilai yang akan diperjuangkan oleh sebuah partai politik. Akbar menegaskan, nilai perjuangan ini harus melekat dan tertanam pada semua mesin partai. Pasalnya, partai politik didirikan bukan untuk jangka pendek, tetapi jauh untuk tujuan di depan.

"Soalnya sekarang tampak tidak penting lagi, partai politik cuma dianggap sebagai kendaraan politik. Nilai perjuangannya tidak dikenal di masyarakat," ucap politisi senior itu.

Kedua, Akbar meminta partai politik memperkuat sistemnya, terutama terkait sistem rekrutmen keanggotaan dan sumber pendanaan partai tersebut. Ketiga, partai politik harus mampu membangun citra partai yang memperjuangkan gagasan. Gagasan tersebut, lanjut Akbar, harus mampu ditanamkan pada masyarakat luas.

Terakhir, mengenai faktor kepemimpinan dalam sebuah partai politik. Akbar meyakini faktor kepemimpinan di dalam partai akan sangat memengaruhi pendidikan politik yang diberikan partai tersebut untuk masyarakat.

"Tapi kalau pimpinan partai cuma menjadikan partai sekadar kendaraan politik, ya berarti tujuannya hanya sebatas jadi presiden saja," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Nasional
KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi 'Zonk' karena Koruptor Makin Pintar

KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

Nasional
Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Nasional
Pimpinan KPK Sebut OTT 'Hiburan' agar Masyarakat Senang

Pimpinan KPK Sebut OTT "Hiburan" agar Masyarakat Senang

Nasional
Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Nasional
Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Nasional
Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Nasional
Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi 'Online' Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi "Online" Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Nasional
KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

Nasional
Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Nasional
Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Nasional
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus 'Vina Cirebon'

Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Nasional
Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com