Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seriuskah Polri Ungkap Pelaku Penembakan Polisi?

Kompas.com - 18/10/2013, 21:29 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus penembakan terhadap sejumlah anggota kepolisian masih belum menemui titik terang. Dua pelaku sampai saat ini masih bebas berkeliaran. Tak ayal, anggota kepolisian yang bertugas di lapangan masih dihantui kekhawatiran menjadi sasaran tembak pelaku teror.

Berdasarkan catatan Kompas.com, kasus penembakan pertama terjadi terhadap anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono. Beruntung, penembakan yang terjadi pada 27 Juli lalu hanya membuat Saktiyono mengalami luka.

Kasus penembakan selanjutnya terjadi pada 7 Agustus 2013. Dalam penembakan yang terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan tersebut, Aiptu Dwiyatno tewas. Selang sepekan, tepatnya satu hari sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, Aiptu Kushendratna dan Bripka Ahmad Maulana tewas ditembak di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

Polda Metro Jaya telah mulai menyebar sketsa foto wajah pelaku pada 18 Agustus 2013 lalu. Barulah pada 30 Agustus 2013, Polda Metro Jaya menyebar foto wajah kedua pelaku. Identitas pelaku berdasarkan foto yang disebar diketahui bernama Nurul Haq alias Jeck (28) dan Hendi Albar (30).

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, keduanya merupakan pelaku yang juga melakukan penembakan terhadap empat polisi di tiga kawasan berbeda di wilayah Tangerang Selatan, Banten.

Sepekan setelah foto tersebut disebar, aksi penembakan kembali terjadi. Kali ini lokasi penembakan bergeser ke pusat kota, tepatnya di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Korban yang diketahui bernama Bripka Sukardi, tewas ditembak saat mengawal iring-iringan truk pengangkut peralatan konstruksi dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL.

Pascapenembakan terhadap Sukardi terjadi muncul spekulasi terkait motif penembakan, yaitu persaingan bisnis pengawalan antara dua instansi penegak hukum.

Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri, Kombes Pol Agus Rianto mengatakan, sampai saat ini Polri masih berupaya menangkap seluruh pelaku penembakan. Polisi juga melakukan pencarian di sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian.

“Semua kasus (penembakan) ini masih dilakukan proses penyelidikan,” kata Agus di Mabes Polri, Jumat (18/10/2013).

Agus mengatakan, dirinya tak ingin berspekulasi terkait dugaan bahwa pelaku berasal dari unsur Polri atau TNI. “Itu isu perlu dilihat kepentingannya, kita berharap teman-teman tidak mudah mempercayai isu itu, karena itu analisis,” ujarnya.

Secara terpisah, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Net S Pane mempertanyakan penanganan kasus ini. Kasus ini terjadi pada masa kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo. Namun, hingga menjelang pergantian kapolri, penanganan kasus ini seolah jalan di tempat.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa penanganan kasus penembakan sejumlah anggota kepolisian merupakan pekerjaan rumah penting bagi Kapolri terpilih, Sutarman.

Seperti diketahui, Sutarman yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dikatakan menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam mengungkap kasus penembakan tersebut.

“Kasus penembakan adalah utang Kabareskrim Komjen Sutarman yang sebentar lagi akan dilantik sebagai Kapolri. Tentu sangat memprihatinkan, jika dalam pelantikan nanti, kasus penembakan ini tak kunjung terungkap,” katanya.

Neta menambahkan, dalam kasus penembakan terakhir terhadap Sukardi, ia menilai bahwa  penembakan tersebut dilakukan oleh orang terlatih. Hal itu dilihat dari cara pelaku saat mengeksekusi korban. Bahkan, pelaku yang diketahui berjumlah empat orang tersebut sempat memastikan apakah korban telah tewas atau belum.

Tak hanya itu, pelaku juga kembali menembak korban di hadapan sejumlah orang yang menjadi saksi mata. “IPW mendesak Polri segera membentuk tim khusus. Tim itu bisa terdiri dari aparat Polda Metro Jaya dan Mabes Polri serta dibantu aparat dari BIN maupun Kodam Jaya. Tujuannya agar kasus penembakan ini bisa segera diungkap, pelakunya ditangkap, dan aksi-aksi penembakan disudahi,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com