Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi "Raja Pesta" dan Mimpi Arie yang Berkelir

Kompas.com - 14/10/2013, 08:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Saya paling suka bicara angka. Sekarang, PAD (pendapatan asli daerah) Jakarta meningkat cukup signifikan. Tahun 2011 sebesar Rp 2,178 triliun, tahun 2012 naik lagi menjadi Rp 2,642 triliun, dan pada semester pertama tahun 2013, jumlahnya sudah menyamai setengah PAD dari tahun 2011, yakni sebesar Rp 1,713 triliun. Target kita tahun ini Rp 2,9 hingga Rp 3 triliun.

Dari mana saja uang itu? Ya dari aktivitas budaya dan pariwisata tadi. Jumlah kunjungan wisata asing kita sangat berkembang pesat. Tahun 2011 ada 2.003.944 jiwa, tahun 2012 ada 2.125.513 jiwa, dan tahun 2013 (hingga bulan Agustus) ada 1.502.986 jiwa. Paling banyak itu turis asal Malaysia, China, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.

Sementara kunjungan wisatawan domestik cenderung stabil. Tahun 2011, ada 26.760.000 jiwa, tahun 2012 ada 28.880.000 jiwa. Tahun 2013 (hingga Agustus) ada 16.800.000 jiwa. Itu baru semester awal, gimana akhir tahun.

Nah, saya usul ke Gubernur, 30 persen dari PAD itu harusnya dikembalikan lagi untuk investasi. Promosi itu bagian dari investasi kota, bukannya malah dibilang buang-buang duit, salah besar itu.

Soal program satu tahun, apa yang sudah dilakukan, mana yang belum?

Alokasi APBD 2013 kita Rp 500 miliar. Ada 167 kegiatan, 26 persen sudah jalan. Salah satunya yang sangat sukses itu Jakarta Night Festival, Jakarnaval, Jakarta International Performing Art, dan masih banyak lagi yang lainnya. Saya yakin sampai akhir tahun anggaran terserap 90 persen seperti yang Pak Gubernur instruksikan dahulu.

Acara terdekat di Gedung Kesenian Jakarta. Nanti, secara terus-menerus, akan ada tim seni yang main di sana, kita memperluas aksesibilitas. November besok, juga akan ada kejutan bagi warga Jakarta di GKJ. Namanya kejutan, ya tak bisa dikasih tahu dulu. Pokoknya ini menyangkut Gubernur.

Selain itu, kejutan juga kita sedang siapkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Saya belum berani cerita karena ini menyangkut pihak kesiapan dari pihak ketiga. Pokoknya lihat saja.

Apa kendala utama dalam menjalankan konsep pengembangan pariwisata dan kebudayaan di Jakarta?

Yang paling bikin senewen adalah paradigma kota pariwisata belum benar-benar disadari oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain. Dinas-dinas di Pemprov DKI ini masih bergerak sendiri-sendiri, mereka cuma fokus dengan apa yang mereka kerjakan, tidak pikir hal di luar itu. Enggak bisa seperti itu, karena apa? Karena pariwisata hadir di setiap pembangunan.

Misalnya, kalau mau nata trotoar ya mbok yang komprehensif, yang nyaman, sehingga orang bisa jalan-jalan di sana, menjadikan hal itu jadi pariwisata. Ini yang saya bilang tadi bagaimana menciptakan lingkungan penuh titik-titik turistik. Problem utamanya memang pengorganisasian. Barang satu enggak mungkin dikerubutin banyak pihak. Pasti enggak efektif.

Saya harap ke depan ini akan direstrukturisasi organisasinya sehingga pengawasannya, penataannya akan ada perubahan menjadi lebih baik. Kita selalu menyoal Jakarta itu macet, Jakarta itu menyebalkan, Jakarta itu semerawut, dan sebagainya. Tapi, bayangkan ketiga digelar acara acara, pesta-pesta tersebut, orang-orang lupa dengan situasi yang ada. Itulah motivasinya sambil pemerintah menyelesaikan persoalan-persoalan itu tadi.

Ingat, pembangunan bukan semata fisik, melainkan juga mental masyarakatnya. Membangun pariwisata kota memang tak mudah. Bahkan, rasanya seperti memiliki tanggung jawab di beberapa bidang, mengingat lingkungan turistik seperti yang Arie katakan harus hadir dalam setiap pembangunan kota. Semoga, masyarakat Jakarta segera bisa melihat mimpi Arie yang mulai berkelir. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com