”Peluang Jokowi di Pilpres 2014 akan lebih besar jika lewat PDI-P. Selama ini, Jokowi menarik perhatian publik, antara lain, karena dinilai otentik dan tidak ambisius. Otentisitas Jokowi akan berkurang dan dia akan dinilai ambisius jika maju dari partai lain atau sekarang sudah menyatakan berniat maju di pilpres,” ujar M Qodari.
Namun, Megawati dan PDI-P belum memutuskan capres untuk diusung pada Pilpres 2014. Tjahjo Kumolo hanya mengatakan, sesuai dengan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I partainya pada 2011, capres dan cawapres PDI-P akan ditentukan oleh Megawati dan akan diumumkan pada saat yang tepat. Dia juga memastikan, Rakernas III partainya pada 6-8 September 2013 di Jakarta juga tidak akan membahas capres dan cawapres.
PDI-P agaknya berpandangan, mengumumkan capres ketika pilpres masih sekitar 10 bulan lagi dapat memunculkan sejumlah persoalan, mulai dari berkurangnya ”keleluasaan” memilih strategi politik, sosok yang disebut akan lebih mudah menjadi sasaran tembak lawan politik, hingga masalah soliditas partai jika sosok yang dipilih ternyata bukan Megawati.
Pengalaman pada Pilpres 2009, yaitu ketika Megawati sudah diputuskan sebagai capres sejak kongres PDI-P pada 2005, agaknya menjadi salah satu pelajaran.
Akhirnya, nasib Jokowi di Pilpres 2014 mungkin harus menunggu keputusan Megawati. Intuisi dan kematangan politik Megawati akan kembali diuji. (M HERNOWO)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan