Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Sekitar Ekayana Dikenal Aman dan Rukun

Kompas.com - 05/08/2013, 20:06 WIB
Rahmat Patutie

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua RT 08/RW 08, Kelurahan Duri Tupa, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Iyo (40), mengatakan, selama ini wilayahnya dikenal aman hingga muncul ledakan di Vihara Ekayana Arama, Jalan Mangga II, Minggu (5/8/2013) malam. Di wilayah tersebut, warga dari berbagai suku dan agama hidup damai berdampingan.

Iyo yang tinggal persis di belakang tembok biara Ekayana mengatakan, pada saat ledakan itu terjadi sekitar pukul 19.30, dirinya tidak ada di rumah. Ia masih dalam perjalanan pulang dari Sukabumi. Ia mengetahui adanya ledakan bom di wihara tersebut setelah mendapat pesan singkat dari seorang keamanan setempat.

"Pas baru makan, baru baca. 'Ada pasang petasan di ember,' isi pesan singkat itu," kata Iyo, Senin (5/8/2013).

Iyo tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 21.00 dan saat itu situasi di tempat tersebut masih sepi. Bersama petugas kepolisian setempat, ia berjalan masuk ke halaman depan wihara dan ia tidak melihat ada pecahan kaca. Ia juga melihat sebagian umat Buddha yang telah selesai menjalankan ibadah serta banyak mobil terparkir di wihara tersebut.

Iyo merasa heran dengan kejadian tersebut. Ia merasa selama tinggal di situ tidak pernah terjadi hal-hal aneh di sana, apalagi teror.

"Kejadian pertama kali ini bikin rame, bikin heboh seolah-olah di sini enggak aman. Kalau ada warga hilang telur satu biji saja, saya ganti dah, asalkan bukan motor," kata Iyo sambil bercanda.

Ia mengklaim bahwa wilayah RW di tempat tinggalnya memiliki tempat ibadah paling komplet dibanding RW lain. Di sana ada masjid, wihara, dan gereja. Ia mengatakan, kurang lebih ada seratus kepala keluarga dari beragam asal suku serta agama di wilayahnya dan selama ini selalu hidup rukun.

Ia menyebutkan, wilayahnya selalu dijaga oleh empat orang pada siang dan empat orang lain pada malam hari. Ada pula satu orang hansip yang bertugas di dalam posko keamanan di tempat tersebut. Pria itu menjamin warganya tidak akan terpengaruh oleh peristiwa ledakan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com