Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ninik Masina, Generasi Kelima Penjaga Filosofi Batik Trusmi

Kompas.com - 01/08/2013, 07:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Pengalaman pahit itu yang membuat Ninik berpikir panjang untuk meminjam uang ke bank sekalipun akan dipakai membangun butik atau galeri batik trusmi. Keinginan Ninik sekarang rumahnya juga adalah rumah bagi para pecinta batik.

Namun, tantangan tak hanya datang dari utang yang tiba-tiba membengkak. Prinsip "menjual kualitas, bukan kuantitas" yang dia pegang teguh pada satu masa juga memunculkan tantangan tak terduga.

Entah siapa yang menebar dan apa maksud yang dituju, beredar kabar sejarah batik trusmi sudah putus. "Ada pelanggan lama saya bilang tempat saya (dikabarkan) tutup dan saya sudah nggak ada. Saya nggak apa-apa. Begitu ketemu, dia tahu yang sebenarnya, dia langsung meluk saya, ya begitulah," kenangnya.

Kegelisahan generasi kelima

Di tengah upaya mempertahankan kelestarian batik tulis, Ninik mengaku punya kegelisahan, tentang siapa penerus batik trusmi. "Nah itu dia, kalau dagang semua bisa, tapi untuk meneruskan filosofi, rasanya belum ada. Makanya, saya sedih, tidak tahu harus gimana," ujar dia.

Pada satu sisi, tutur Ninik, banyak pelanggan yang meminta jangan sampai batik trusmi Ninik punah. Tetapi, tak ada satu pun anaknya yang terlihat bakal menjadi penerus.

Ninik berpendapat pengalaman dan ketulusan keempat anaknya belum cukup untuk menjadi generasi keenam batik trusmi. Menyusuri hari-hari usia senja, Ninik berharap akan muncul penerus batik trusmi, bukan batik yang sekadar untuk dijual sebagai dagangan, melainkan batik seni penuh filosofi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com