Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Murah Cuma Ramai Saat Ada Jokowi

Kompas.com - 25/07/2013, 14:12 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pasar murah di kantor Wali Kota Jakarta Utara, Kamis (25/7/2013), tak seramai kemarin, saat dikunjungi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Beberapa stan terlihat kosong.

"Sepi pengunjungnya. Paling yang beli orang dari kantor Wali Kota. Ramai pas kemarin ada Jokowi sama menteri," ujar Eti (40), peserta bazar binaan dari Sudin Perikanan.

Meski tidak terlalu ramai, Eti yang menjual hasil olahan ikan tetap bisa mengantongi keuntungan Rp 200.000 setiap harinya. Menurut Eti, pihak wali kota kurang melakukan sosialisasi sehingga banyak warga yang belum tahu ada pasar murah di kantor Wali Kota Jakarta Utara.

"Harusnya dari lurah sosialisasi ke warga biar pada tahu kalau ada bazar," ujar Siti (49), warga Cilincing, Jakarta Utara.

Meski begitu, ada stan yang banyak menyedot pengunjung, yakni stan sembako murah. Hanya dalam waktu satu jam, sembako langsung ludes terjual.

"Sembako cepat sekali habisnya. Kita buka dari jam setengah sepuluh, jam 11 sudah habis terjual," ujar Mandala Siregar (50) dari Artha Graha Peduli.

Sembako murah dijual dengan harga Rp 25.000 per paket, setiap paketnya berisi gula, tepung, mi instan, dan bihun. Selain sembako, dijual juga daging dengan harga yang relatif murah dari harga pasaran Rp 70.000 per kg.

"Hari ini sudah terjual habis 300 paket sembako dan 100 kg daging," kata Mandala.

Pembeli dari sembako murah kebanyakan dari warga sekitar kantor Wali Kota Jakarta Utara dan pegawai di kantor Wali Kota. Kegiatan bazar murah ini diadakan sejak tanggal 15 Juli 2013 hingga 2 Agustus 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com