Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa dan Ketegangan Moral

Kompas.com - 09/07/2013, 09:30 WIB


Oleh Ahmad Syafii Maarif*

Dalam hitungan saya, perintah kewajiban berpuasa bagi orang beriman terjadi pada tahun kedua Hijriah karena surat Al-Baqarah, termasuk ayat 183, tentang kewajiban puasa memang turun pada tahun tersebut.

Artinya: ”Wahai segenap orang yang beriman! Diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada generasi umat sebelum kamu, semoga kamu berjaya meraih posisi takwa.” Sebagian besar ayat surat Al-Baqarah (surat terpanjang dalam Al Quran dengan 286 ayat) memang turun pada awal tahun Hijriah. Hanya sebilangan kecil yang turun pada bulan-bulan menjelang Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 10H/632M. Berdasarkan hitungan ini, umat Islam dari generasi ke generasi telah melakukan ibadah puasa (shaum/shiyâm) yang berarti menahan diri selama 1.432 bulan.

Posisi takwa terbuka untuk semua

Berasal dari akar kata w-q-y, perkataan takwa mengandung makna ’menjaga diri’ dari kehancuran moral dan dari kemarahan Allah melalui kesadaran terdalam yang otentik bahwa Allah selalu mengintai dan mengawasi kita sepanjang waktu, dari detik ke detik. Kehadiran Allah dalam mengawasi perjalanan hidup manusia mengandung implikasi agar mereka berjalan di atas rel yang benar dan lurus. Itulah inti takwa dalam makna yang sebenarnya dalam perspektif spiritual. Namun, takwa mesti pula dibaca dalam konteks sosial berupa tegaknya keadilan untuk semua golongan karena bersikap adil itu dalam istilah Al Quran ”aqrabu li al-taqwâ”, lebih dekat kepada takwa.

Makna keseluruhan dari ayat 8 surat Al-Mâidah ini tentang wajibnya berlaku adil terhadap siapa pun adalah sebagai berikut, ”Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu manusia yang lurus karena Allah menjadi saksi yang adil. Dan kebencianmu terhadap suatu kaum jangan sekali menyebabkan kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena [adil] itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.”

Berlaku adil terhadap orang yang kita benci jelas tak mudah, tetapi justru di sini letaknya agar ego manusia itu harus ditundukkan kepada perintah Allah. Jangan dibiarkan kepentingan ego itu menjadi ukuran untuk tak bersikap adil. Maka, doktrin tauhid (mengesakan Allah) pasti menuntut tegaknya keadilan di Bumi.

Dalam ungkapan lain, kaitan keadilan dengan tauhid adalah ibarat sisi lain dari mata uang yang sama. Pada era kontemporer, salah satu penyebab pergolakan berdarah di dunia Arab sejak tiga tahun lalu adalah karena keadilan sudah terlalu lama absen dalam komunitas Muslim. Jeritan terhadap tegaknya keadilan merupakan tuntutan abadi seluruh umat manusia apa pun agamanya di mana pun mereka berada.

Di bawah sistem politik dinasti atau otoritarian, para penguasa yang beragama Islam itu telah menindas rakyatnya tanpa rasa dosa dan tak jarang ada saja fatwa ulama yang memberi pembenaran terhadap kekuasaan yang zalim itu. Dalam suasana semacam ini, puasa yang dijalankan itu jelas tak berfungsi, kecuali sekadar menahan lapar dan dahaga. ”Betapa banyak orang yang berpuasa,” kata sebuah hadis, ”tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali lapar dan dahaga.” Berpuasa sebagai perintah iman semestinya dapat membentuk karakter mulia seseorang yang sepenuhnya berpihak kepada keadilan, termasuk kepada orang yang tak disukainya.

Media puasa adalah salah satu jalan untuk merebut posisi takwa itu yang terbuka bagi siapa pun yang beriman kepada Allah. Media lain untuk meraih posisi takwa itu adalah penyembahan kepada Allah (beribadah) dalam makna yang umum. Ayat 21 surat Al-Baqarah menegaskan hal itu, ”Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, semoga kamu bertakwa.”

Perlu pula diingat bahwa perintah Allah kepada manusia bersifat moral karena kepada mereka diberi pilihan bebas melaksanakan atau tak melaksanakan dengan risiko masing-masing. Kepatuhan melaksanakan perintah Allah semata-mata untuk kepentingan manusia. Allah tidak memerlukan apa pun dari makhluk ciptaan-Nya. Maka, bagi mereka yang telah merasakan pengalaman keagamaan dalam makna rohaniah akan mengerti betul apa yang saya maksud di sini.

Jangan bermain sebelah mata

Saya merasa betapa tak mudah orang menjaga kualitas imannya. Iman itu bersifat fluktuatif, ada kalanya naik, ada kalanya merosot. Ketika naik, suasana batin terasa lega, semangat berbuat baik dan adil kuat sekali. Sebaliknya, saat lagi merosot di tengah-tengah godaan yang datang silih berganti, tidak jarang kita secara spiritual menjadi labil sama sekali. Dalam suasana labil inilah, orang biasa melakukan perbuatan busuk dan terkutuk, seperti korupsi, berlaku sadis dan liar, dan menghalalkan segala cara asal tujuan tercapai.

Diharapkan dengan berpuasa bulan Ramadhan selama satu bulan penuh saban tahun sebagai puasa wajib dilengkapi dengan puasa-puasa sunah di luar bulan itu, stamina spiritual kita tetap prima, tak mudah guncang, semangat berbagi dalam kebaikan akan bertahan lebih lama.

Secara ideal, Allah meminta hamba-Nya tak bermain sebelah mata dengan-Nya. Jika iman telah dipilih dengan mantap, hadapkanlah seluruh wajah itu kepada Allah dengan penuh rasa cinta dan pasrah, sebuah sikap yang saya rasakan tidak selalu mudah. Dalam Al Quran terbaca pernyataan ini: ”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama [Allah]; [tetaplah berada] atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (surat Al-Rûm, ayat 30).

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com