Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Megawati Pilih Sidarto Gantikan Taufiq Kiemas?

Kompas.com - 05/07/2013, 03:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PDI Perjuangan akhirnya menunjuk Sidarto Danusubroto untuk menggantikan posisi almarhum Taufiq Kiemas sebagai Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR). Apa alasan alasan partai berlambang banteng ini menunjuk politisi senior yang kerap dipanggil "opa" oleh para pengurus PDI Perjuangan itu?

Putri semata wayang Taufiq Kiemas yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Puan Maharani, mengatakan, sosok Sidarto adalah figur senior di partai sehingga menjadi salah satu pertimbangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih mantan ajudan Bung Karno tersebut.

"Di antara kandidat-kandidat lain, memang Pak Sidarto yang paling tua jika dilihat senioritas. Dengan kesenioran itu, kami beranggapan Pak Sidarto sudah sangat paham akan ideologi dari PDI-P dan beliau adalah orang yang kami anggap bisa lebih membawakan dirinya secara baik dan benar dalam rangka meneruskan cita-cita Ketua MPR yang lama," ucap Puan seusai acara pembekalan caleg PDI Perjuangan di Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2013).

Sebelum nama Sidarto diputuskan, terdapat sejumlah kandidat lain yang namanya mencuat. Nama Puan pun sempat menjadi di antaranya. Selain itu, ada Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo, Wakil Ketua DPR Pramono Anung, dan Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR Yasonna H Laoly.

Sidarto lahir di Pandeglang, Banten, pada 11 Juni 1936, atau kini berusia 77 tahun. Usianya bahkan melebihi almarhum Taufiq yang meninggal pada usia 70 tahun. Menyikapi penunjukannya sebagai Ketua MPR, Sidarto mengatakan itu adalah amanah yang harus dijalankan. Dia juga punya versi sendiri soal alasan Megawati memilihnya menggantikan Taufiq.

"Awalnya ada nama Puan, Sekjen, dan Pramono. Puan sibuk dengan urusan partai dan fraksi, demikian juga dengan Sekjen. Sementara Pramono masih sibuk juga urus sebagai Wakil Ketua DPR. Akhirnya, saya yang dipilih,” ujar Sidarto.

Sebagai politisi senior, Sidarto mengaku sudah mengenal lama empat pimpinan MPR lainnya, yakni Hajriyanto Y Thohari, Melanie Leimena Suharli, Lukman Hakim Syaifuddin, dan Farhan Hamid. Dia berkeyakinan tak butuh waktu banyak untuk beradaptasi menyatukan visi dan misi memimpin MPR. "Karena saya sudah tua, makanya kalau di DPR saya dipanggil 'papi', tapi kalau di DPP partai, saya dipanggil 'opa'," imbuh anggota Komisi I DPR ini.

Sidarto berjanji berusaha menggantikan Taufiq Kiemas sebaik mungkin. Sikap Taufiq yang dikenal ramah terhadap semua kalangan dan dianggap sebagai sosok pemersatu golongan tua dan muda, diakui Sidarto, juga akan menjadi inspirasinya dalam memimpin MPR.

Latar belakang Sidarto adalah dunia kepolisian. Sejumlah jabatan bergengsi pernah diembannya. Beberapa di antaranya adalah menjadi ajudan Presiden Soekarno (1967-1968), Kadispen Polri (1975-1976), dan Kapolda Jawa Barat (1988-1991). Selain itu, Sidarto juga sempat menjadi Kepala Interpol (1976-1982), dan sudah tiga periode ini menjadi anggota DPR mulai 1999.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com