Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Ada Lagi Pasien Meninggal karena Ditolak Rumah Sakit

Kompas.com - 04/07/2013, 13:04 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh rumah sakit agar memberi perhatian besar kepada pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama untuk masyarakat miskin. Rumah sakit diminta menghargai hak-hak pasien.

Secara khusus, Presiden meminta rumah sakit memberikan pelayanan yang cepat kepada pasien kritis tanpa harus melalui prosedur administrasi yang berbelit. Dengan demikian, nyawa pasien dapat diselamatkan.

"Kita tidak ingin mendengar lagi ada kasus pasien yang meninggal dunia akibat ditolak kehadirannya di rumah sakit tertentu dengan berbagai alasan yang lebih prosedural," kata Presiden saat peresmian unit pelayanan terpadu kesehatan mata RSCM Kirana di Jakarta, Kamis (4/7/2013).

Presiden mengatakan, pemerintah sudah memberikan perhatian besar bagi kualitas pelayanan kesehatan. Pemerintah telah menjalankan reformasi di bidang kesehatan untuk mengubah paradigma masyarakat dari berobat gratis menjadi sehat secara gratis.

Akses kesehatan bagi rakyat miskin melalui Jamkesmas dan program keluarga harapan, kata Presiden, juga telah menyentuh lapisan masyarakat paling bawah. Sejak Indonesia merdeka, lanjutnya, Jamkesmas paling banyak memberikan jaminan kesehatan.

Presiden juga mengajak semua pihak untuk menggalakkan kampanye nasional menjaga kesehatan lahir dan batin.

"Dengan kesehatan lahir, kita dapat jalankan kehidupan dengan semangat, enerjik, produktif. Dengan sehat secara batin, kita dapat jalani kehidupan dengan aman, tenteram, damai," ujar Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com